KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merevisi panduan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias earning before interest, taxes, depreciation and amortization (ebitda), namun analis masih memproyeksikan kinerja perusahaan positif pada tahun ini. Seperti diketahui, ADRO memangkas target ebitda 2018 dari sebelumnya US$ 1,3 miliar-US$ 1,5 miliar menjadi US$ 1,1 miliar-US$ 1,3 miliar. Hal ini lantaran adanya regulasi baru untuk harga jual batubara domestik atau domestic market obligation (DMO) yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyatakan, meski ada penurunan panduan ebitda tahun 2018, namun kinerja Adaro masih akan tumbuh, karena permintaan batubara yang masih tinggi dari pasar ekspor.
Analis: Disokong penjualan ekspor, beli saham Adaro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merevisi panduan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias earning before interest, taxes, depreciation and amortization (ebitda), namun analis masih memproyeksikan kinerja perusahaan positif pada tahun ini. Seperti diketahui, ADRO memangkas target ebitda 2018 dari sebelumnya US$ 1,3 miliar-US$ 1,5 miliar menjadi US$ 1,1 miliar-US$ 1,3 miliar. Hal ini lantaran adanya regulasi baru untuk harga jual batubara domestik atau domestic market obligation (DMO) yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyatakan, meski ada penurunan panduan ebitda tahun 2018, namun kinerja Adaro masih akan tumbuh, karena permintaan batubara yang masih tinggi dari pasar ekspor.