JAKARTA. Saham emiten perkebunan kelapa sawit mulai layu. Sejak awal tahun, saham sektor perkebunan cuma mampu menghijau 0,07%. Analis menilai bahwa belum ada katalis positif yang dapat menyuburkan kinerja para emiten perkebunan. Analis Ciptadana Securitis Andre Varian menyebut bahwa hal ini disebabkan harga Crude Palm Oil (CPO) yang masih rendah di kisaran RM 2.200 per ton. Lalu harga minyak dunia pun masih rendah. Permintaan CPO dari luar negeri pun mulai berkurang. Andre bilang, ekspor CPO ke Cina menurun di Januari dan Februari. Analis First Asia Capital David Sutyanto menambahkan, India pun memilih untuk mengurangi CPO dan mengimpor sunflower seed oil dari Ukraina.
Analis: Emiten CPO kurang pupuk
JAKARTA. Saham emiten perkebunan kelapa sawit mulai layu. Sejak awal tahun, saham sektor perkebunan cuma mampu menghijau 0,07%. Analis menilai bahwa belum ada katalis positif yang dapat menyuburkan kinerja para emiten perkebunan. Analis Ciptadana Securitis Andre Varian menyebut bahwa hal ini disebabkan harga Crude Palm Oil (CPO) yang masih rendah di kisaran RM 2.200 per ton. Lalu harga minyak dunia pun masih rendah. Permintaan CPO dari luar negeri pun mulai berkurang. Andre bilang, ekspor CPO ke Cina menurun di Januari dan Februari. Analis First Asia Capital David Sutyanto menambahkan, India pun memilih untuk mengurangi CPO dan mengimpor sunflower seed oil dari Ukraina.