KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar AS terus menunjukkan keperkasaannya terhadap rupiah. Hal ini akan berimbas pada emiten yang memiliki utang berdominasi dollar. Seperti, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang memiliki utang obligasi dollar sebesar US$ 863 juta. Sementara total pinjaman MEDC per kuartal I-2018 sebesar US$ 1,27 miliar. Tak cuma MEDC, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) juga memiliki utang usaha dalam dollar AS sebesar US$ 53,9 juta. Valdy Kurniawan, analis Phintraco Sekuritas, mengatakan risiko utama dari penguatan dollar AS adalah risiko gagal bayar utang-utang valas emiten. Menurutnya, saat ini, akan lebih tepat bagi emiten melakukan lindung nilai (hedging). "Tapi, restrukturisasi utang dan permodalan juga bisa jadi solusi untuk jangka panjang," katanya, Senin (21/5).
Analis: Emiten dengan utang dollar AS tak harus dihindari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar AS terus menunjukkan keperkasaannya terhadap rupiah. Hal ini akan berimbas pada emiten yang memiliki utang berdominasi dollar. Seperti, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang memiliki utang obligasi dollar sebesar US$ 863 juta. Sementara total pinjaman MEDC per kuartal I-2018 sebesar US$ 1,27 miliar. Tak cuma MEDC, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) juga memiliki utang usaha dalam dollar AS sebesar US$ 53,9 juta. Valdy Kurniawan, analis Phintraco Sekuritas, mengatakan risiko utama dari penguatan dollar AS adalah risiko gagal bayar utang-utang valas emiten. Menurutnya, saat ini, akan lebih tepat bagi emiten melakukan lindung nilai (hedging). "Tapi, restrukturisasi utang dan permodalan juga bisa jadi solusi untuk jangka panjang," katanya, Senin (21/5).