Analis: Emiten poultry akan mendapat sedikit berkah dari program culling DOC



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten poultry nampaknya akan kembali mendapat berkah di tahun ini. Salah satunya karena pemerintah kembali menjalankan program culling atau pemusnahan day old hicken (DOC) selama 18 hari mulai dari tanggal 21 maret.

Analis RHB Sekuritas Michael Wilson mengatakan, sentimen ini dinilainya bagus karena pemerintah berusaha menurunkan supply untuk mendongkrak harga. Namun sentimen ini, dinilai tak berdampak signifikan untuk emiten poultry pasalnya program tersebut hanya dilakukan dalam waktu singkat.

"Ini cuma bisa mendongkrak ke kinerja selama 18 hari, setelah regulasinya sudah tidak ada supply akan balik lagi," katanya kepada Kontan.co.id, beberapa hari lalu.


Berdasarkan perhitungannya, dampak dari aturan ini dapat berkontribusi 5% ke penjualan emiten poultry secara full on year. Dia menilai, dari beberapa emiten yang ada di Bursa Efak Indonesia (BEI) emiten Malindo Feedmail (MAIN) yang berpotensi memperoleh keuntungan terbesar, pasalnya penjualan DOC ke MAIN paling besar diantara emiten lainnya yakni sebesar 22%, sementara untuk Japfa (JPFA) dan Charoen Phokphand (CPIN) DOC hanya berkontribusi sekitar 10% - 15%.

"Dari penjualan broiler MAIN paling kecil, tapi kontribusi DOC paling besar, tapi kalau JPFA dan CPIN broiler segmen dia besar," jelasnya.

Secara umum dia menilai emiten poultry masih akan berpotensi baik di tahun ini, apalagi menjelang hari raya idul fitri biasanya harga penjualan ayam meningkat, "biasanya menjelang idul fitri performa emiten poultry akan meningkat.

Dia mengatakan saham JPFA paling menarik karena memiliki valuasi paling murah diantara emiten sejenis, "Japfa paling menarik valuasinya murah di 10 kali PE, untuk 12 bulan ke depan target harganya Rp 3500," katanya.

Sementara, Analis Binaartha Nafan Aji mengatakan, yang akan menjadi tantangan emiten poultry ke depan adalah faktor curah hujan berpotensi membuat ketersediaan bahan pakan ternak seperti jagung terbatas, kenaikan harga pakan ternak juga akan menjadi sentimen negatif untuk emiten poultry, sebagaimana diketahui harga pakan ternak selalu mengalami kenaikkan, pada tahun lalu saja harga pakan ternak mengalami kenaikan sebanyak 3 kali.

Namun secara keseluruhan Nafan mengatakan, kinerja emiten poultry tahun ini masih dapat lebih baik dari tahun sebelumnya karena adanya momentum politik dan juga ramadan.

Program DOC culling yang dilakukan pemerintah dinilainya juga akan membawa dampak yang positif untuk kinerja emiten poultry, "Program ini bagus untuk menstabilkan harga, jadi ayam-ayam yang terkena penyakit dapat dihindari sehingga bisa dijual mahal menjelang lebaran, demand ayam pada saat ramadan menjelang lebaran akan meningkat, jelasnya.

Dari segi saham, Nafan merekomendasi buy JPFA dengan target harga Rp 3.125. "Pertumbuhan pendapatan JPFA mendatang akan didukung boleh peningkatan kinerja pertumbuhan volume penjualan serta peningkatan poultry Average Selling Price (ASP)," tuturnya.

Sementara untuk CPIN Nafan merekomendasikan hold dengan target price Rp 9.750 dan hold MAIN dengan target price Rp 2.060

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .