KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun sejumlah analis menyarankan investor untuk mengurangi bobot investasi (underweight) saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM), namun analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji masih merekomendasikan untuk mengakumulasikan saham GGRM dengan akumulasi buy dan hold pada saham HMSP. Adanya sentimen kenaikan tarif cukai rokok menjadi 23% pada Januari 2020 mendatang menurut Nafan hanyalah sentimen temporer meskipun sempat memukul dalam harga saham dua emiten rokok besar tersebut. Menurut Nafan, inovasi yang terus dilakukan dua emiten rokok ini masih menjadi alasan mengapa mengakumulasikan saham HMSP dan GGRM masih menjadi pilihan yang menarik bagi investor disamping besarnya kapitalisasi market HMSP dan GGRM.
Analis: Emiten rokok masih prospektif, properti dan infrastruktur jadi alternatif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun sejumlah analis menyarankan investor untuk mengurangi bobot investasi (underweight) saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM), namun analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji masih merekomendasikan untuk mengakumulasikan saham GGRM dengan akumulasi buy dan hold pada saham HMSP. Adanya sentimen kenaikan tarif cukai rokok menjadi 23% pada Januari 2020 mendatang menurut Nafan hanyalah sentimen temporer meskipun sempat memukul dalam harga saham dua emiten rokok besar tersebut. Menurut Nafan, inovasi yang terus dilakukan dua emiten rokok ini masih menjadi alasan mengapa mengakumulasikan saham HMSP dan GGRM masih menjadi pilihan yang menarik bagi investor disamping besarnya kapitalisasi market HMSP dan GGRM.