KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten bank telah merilis laporan keuangan kuartal III-2017. Kinerja yang kinclong tercermin dari kenaikan laba. Namun, pencapaian tersebut tak lagi ditopang oleh pertumbuhan kredit yang agresif. Analis menilai, manajemen risiko yang prudent dan efisiensi menjadi taktik bank untuk tetap catat pertumbuhan laba. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, dimuat Kontan.co.id sebelumnya BBRI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 8,27%. Adapun perolehan ini berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 11%, dan fee-based income yang tumbuh lebih tinggi yakni 12%. Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra bilang, porsi pendapatan kredit dan non-kredit (fee-based income) bank dari tahun ke tahun mulai bergeser. Meskipun pendapatan kredit masih menjadi kontributor terbesar, Aditya melihat bahwa pergerakan fee-based income setiap tahun cenderung positif. Pergeseran komponen pendapatan kredit dan fee-based income ini menurut Aditya muncul karena adanya persaingan bisnis. Nasabah berlomba mencari kredit dengan bunga yang lebih rendah. Selain itu, suku bunga yang saat ini juga sedang dalam tren rendah pun menurutnya turut memengaruhi. Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menambahkan, pertumbuhan porsi fee-based income yang positif justru berimbas baik pada pendapatan bank. Pasalnya, fee-based income mengandung resiko yang lebih kecil dibandingkan pendapatan kredit. Sehingga fee-based income dipandang lebih sustainable dalam jangka panjang. Kedepannya, Aditya memprediksikan porsi fee-based income akan terus naik dalam komponen pendapatan perbankan. Hal ini tak masalah menurut Aditya selama bank masih bisa menjaga likuiditas perbankannya. Adapun dari sektornya sendiri, Aditya juga melihat perbankan masih cukup menjanjikan. Selain karena jasanya masih dibutuhkan, masuknya startup pun turut mewarnai sektor perbankan. “Ditambah dengan perubahan dimana bank mulai mengakuisisi startup, itu akan cukup menarik,” ujar Aditya, Senin (30/10).
Analis: Fee based mesin baru laba bank
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten bank telah merilis laporan keuangan kuartal III-2017. Kinerja yang kinclong tercermin dari kenaikan laba. Namun, pencapaian tersebut tak lagi ditopang oleh pertumbuhan kredit yang agresif. Analis menilai, manajemen risiko yang prudent dan efisiensi menjadi taktik bank untuk tetap catat pertumbuhan laba. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, dimuat Kontan.co.id sebelumnya BBRI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 8,27%. Adapun perolehan ini berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 11%, dan fee-based income yang tumbuh lebih tinggi yakni 12%. Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra bilang, porsi pendapatan kredit dan non-kredit (fee-based income) bank dari tahun ke tahun mulai bergeser. Meskipun pendapatan kredit masih menjadi kontributor terbesar, Aditya melihat bahwa pergerakan fee-based income setiap tahun cenderung positif. Pergeseran komponen pendapatan kredit dan fee-based income ini menurut Aditya muncul karena adanya persaingan bisnis. Nasabah berlomba mencari kredit dengan bunga yang lebih rendah. Selain itu, suku bunga yang saat ini juga sedang dalam tren rendah pun menurutnya turut memengaruhi. Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menambahkan, pertumbuhan porsi fee-based income yang positif justru berimbas baik pada pendapatan bank. Pasalnya, fee-based income mengandung resiko yang lebih kecil dibandingkan pendapatan kredit. Sehingga fee-based income dipandang lebih sustainable dalam jangka panjang. Kedepannya, Aditya memprediksikan porsi fee-based income akan terus naik dalam komponen pendapatan perbankan. Hal ini tak masalah menurut Aditya selama bank masih bisa menjaga likuiditas perbankannya. Adapun dari sektornya sendiri, Aditya juga melihat perbankan masih cukup menjanjikan. Selain karena jasanya masih dibutuhkan, masuknya startup pun turut mewarnai sektor perbankan. “Ditambah dengan perubahan dimana bank mulai mengakuisisi startup, itu akan cukup menarik,” ujar Aditya, Senin (30/10).