Analis: Harga batubara acuan (HBA) masih berpotensi menguat sampai akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) diperkirakan masih akan menguat sampai akhir tahun.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu memperkirakan, harga batubara global masih berpotensi menguat. Hal ini pada gilirannya bisa mendorong kenaikan HBA.

“(Harga batubara global) hingga akhir tahun ini kami perkirakan masih akan berada diatas level US$ 150 per ton,” kata Dessy kepada Kontan.co.id (8/11).


Meski begitu, ia juga mengingatkan bahwa risiko pelemahan harga juga tetap mengintai. 

“Apalagi langkah peningkatan supply dari China berjalan cukup cepat sehingga harga globalnya dapat berpotensi tertekan,” imbuhnya lagi.

Seperti diketahui, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Baca Juga: HBA November cetak rekor, APBI proyeksi harga terkoreksi di Desember

Pada bulan ini, Harga Batubara Acuan (HBA) bulan November melonjak 33% atau US$ 53,38 per ton ke level US$ 215,01 per ton. Sebelumnya, HBA bulan Oktober hanya mencapai sebesar US$ 161,63.

Dalam keterangan resmi tertulis, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan bahwa harga ini merupakan level HBA tertinggi dalam puluhan tahun terakhir. 

Menurutnya, kenaikan harga ini didorong oleh permintaan dari Tiongkok  yang terus meningkat menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk. Kondisi-kondisi ini menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batubara di provinsi produsen batubara.

Faktor lainnya, kenaikan komoditas lain seperti gas alam juga turut memengaruhi harga global batubara menurut Agung.

"Supercycle masih punya pengaruh mendorong kenaikan harga komoditas dasar akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi global baru pasca pandemi," jelas Agung dalam keterangan tertulis, Senin (8/11).

Di tengah pergerakan HBA yang demikian, Dessy menjadikan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai saham pilihan utama alias top pick di sektor batubara dengan rekomendasi beli pada target harga Rp 3.500 per saham. Hal ini mempertimbangkan potensi upside dari saham emiten batubara pelat merah tersebut.

“Kontribusi ekspor PTBA pada tahun ini cukup meningkat, ditambah harga global yang sedang naik, sehingga kami perkirakan dapat berpengaruh positif terhadap kinerja fundamental perusahaan,” terang Dessy.

Selanjutnya: Harga batubara acuan melonjak sampai 33%, begini prospek saham emiten batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi