KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meredanya ketegangan di Timur Tengah serta prospek kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) berpotensi menyebabkan harga minyak mentah turun. Hingga akhir tahun, analis melihat harga komoditas ini bakal mencapai US$ 51 dengan kecenderungan turun. Mengutip Bloomberg pada Jumat (20/10) pukul 18.15 WIB, harga minyak mentah west texas intermediate (WTI) untuk kontrak November 2017 turun 0,90% ke level US$ 50,83 per barel. Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka memprediksi, harga minyak mentah WTI akan berada di US$ 51 per barel dengan kecenderungan menurun. Menurut dia, ketegangan di Timur Tengah akan mereda dan ada sinyal bagus dari bank sentral Amerika Serikat. "The Fed menaikkan suku bunga, dan sepertinya tidak jadi perang Irak dan Iran," jelas Ibrahim saat dihubungi KONTAN, hari ini.
Analis: Harga minyak mentah capai US$ 51 per barel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meredanya ketegangan di Timur Tengah serta prospek kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) berpotensi menyebabkan harga minyak mentah turun. Hingga akhir tahun, analis melihat harga komoditas ini bakal mencapai US$ 51 dengan kecenderungan turun. Mengutip Bloomberg pada Jumat (20/10) pukul 18.15 WIB, harga minyak mentah west texas intermediate (WTI) untuk kontrak November 2017 turun 0,90% ke level US$ 50,83 per barel. Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka memprediksi, harga minyak mentah WTI akan berada di US$ 51 per barel dengan kecenderungan menurun. Menurut dia, ketegangan di Timur Tengah akan mereda dan ada sinyal bagus dari bank sentral Amerika Serikat. "The Fed menaikkan suku bunga, dan sepertinya tidak jadi perang Irak dan Iran," jelas Ibrahim saat dihubungi KONTAN, hari ini.