JAKARTA. Harga minyak berhasil rebound. Tetapi, analis menilai, harga minyak sulit bangkit hingga level US$ 58 - US$ 60. Sebab, ancaman pasokan minyak global yang membludak masih mengintai harga minyak. Mengutip Bloomberg, Kamis (9/7) pukul 14.06 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman bulan Agustus 2015 di perdagangan elektronik bursa New York Merchantile Exchange naik 2,52% ke level US$ 52,69 per barel. Harga minyak sempat terjun 13% dalam lima hari pada Rabu (8/7), penurunan terbesar sejak Agustus 2011. Sepekan, harga ambruk 7,44%. Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures mejelaskan, Amerika Serikat (AS) menambah jumlah rig pengeboran aktif sebanyak 12 unit menjadi 640 unit. Alhasil, menurut Energy Information Administration (EIA), persediaan minyak AS akhir pekan lalu melonjak hingga 465,8 juta barel.
Analis: Harga minyak sulit sentuh US$ 58 - US$ 60
JAKARTA. Harga minyak berhasil rebound. Tetapi, analis menilai, harga minyak sulit bangkit hingga level US$ 58 - US$ 60. Sebab, ancaman pasokan minyak global yang membludak masih mengintai harga minyak. Mengutip Bloomberg, Kamis (9/7) pukul 14.06 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman bulan Agustus 2015 di perdagangan elektronik bursa New York Merchantile Exchange naik 2,52% ke level US$ 52,69 per barel. Harga minyak sempat terjun 13% dalam lima hari pada Rabu (8/7), penurunan terbesar sejak Agustus 2011. Sepekan, harga ambruk 7,44%. Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures mejelaskan, Amerika Serikat (AS) menambah jumlah rig pengeboran aktif sebanyak 12 unit menjadi 640 unit. Alhasil, menurut Energy Information Administration (EIA), persediaan minyak AS akhir pekan lalu melonjak hingga 465,8 juta barel.