JAKARTA. Saham PT Garuda Indonesia (GIAA) mengalami penurunan signifikan hari ini. Pada penutupan sesi I, saham dengan kode emiten GIAA ini tergerus 14,67% menjadi Rp 640. Bahkan pada transaksi pagi, saham GIAA sempat menyentuh level Rp 580 atau melorot 23%. Menurut Norico Gaman, Head of Research PT BNI Securities kepada Bloomberg, melorotnya harga saham GIAA disebabkan kecemasan investor akan kenaikan harga minyak dunia sehingga mempengaruhi laba Garuda. "Pihak Garuda sendiri tidak bisa menaikkan harga tiket pesawat karena akan kalah saing dengan maskapai lain. Itu sebabnya, investor menilai harga yang pas untuk saham Garuda di kisaran Rp 500 sampai Rp 600," jelasnya, Pendapat Norico sesuai dengan outlook yang dirilis International Air Transport Association (IATA) pada Desember lalu. Menurut IATA, laba maskapai penerbangan dunia bakal melorot 40% seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan harga minyak dunia. "Laba maskapai secara global bakal melorot menjadi US$ 9,1 miliar tahun ini dari US$ 15,1 miliar di 2010," jelas CEO IATA Giobbanni Bisignani. Sekadar catatan, harga minyak dunia sudah naik 16% dalam setahun terakhir di NYMEX. Sekadar tambahan, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar bilang, dana yang dihimpun dari penawaran saham perdana akan digunakan untuk ekspansi usaha Garuda dan anak-anak usaha Garuda. "Saat ini 86 pesawat dan direncanakan di 2015 jadi 153 pesawat." ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Harga minyak yang menyebabkan saham GIAA melorot
JAKARTA. Saham PT Garuda Indonesia (GIAA) mengalami penurunan signifikan hari ini. Pada penutupan sesi I, saham dengan kode emiten GIAA ini tergerus 14,67% menjadi Rp 640. Bahkan pada transaksi pagi, saham GIAA sempat menyentuh level Rp 580 atau melorot 23%. Menurut Norico Gaman, Head of Research PT BNI Securities kepada Bloomberg, melorotnya harga saham GIAA disebabkan kecemasan investor akan kenaikan harga minyak dunia sehingga mempengaruhi laba Garuda. "Pihak Garuda sendiri tidak bisa menaikkan harga tiket pesawat karena akan kalah saing dengan maskapai lain. Itu sebabnya, investor menilai harga yang pas untuk saham Garuda di kisaran Rp 500 sampai Rp 600," jelasnya, Pendapat Norico sesuai dengan outlook yang dirilis International Air Transport Association (IATA) pada Desember lalu. Menurut IATA, laba maskapai penerbangan dunia bakal melorot 40% seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan harga minyak dunia. "Laba maskapai secara global bakal melorot menjadi US$ 9,1 miliar tahun ini dari US$ 15,1 miliar di 2010," jelas CEO IATA Giobbanni Bisignani. Sekadar catatan, harga minyak dunia sudah naik 16% dalam setahun terakhir di NYMEX. Sekadar tambahan, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar bilang, dana yang dihimpun dari penawaran saham perdana akan digunakan untuk ekspansi usaha Garuda dan anak-anak usaha Garuda. "Saat ini 86 pesawat dan direncanakan di 2015 jadi 153 pesawat." ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News