Analis: Harga properti akan sulit reli



JAKARTA. Pendapatan yang bakal diperoleh para pemain properti di masa mendatang sepertinya tidak lagi sekencang tahun-tahun sebelumnya. Tingginya rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) menjadi pemicu utama hal tersebut.

Hal ini disampaikan oleh laporan kunjungan perusahaan analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang, (2/10). Properti di Surabaya yakni Graha Natura milik PT Intiland Development Tbk (DILD), Pakuwon City milik PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan Citraland Surabaya milik PT Ciputa Surya (CTRS) menjadi tujuan agenda kunjungan tersebut.

Hasilnya cukup mengejutkan. Harga properti yang tinggi tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi di kota-kota lain seperti Surabaya. "Properti premium di sana sudah memberikan harga yang sangat lumayan," imbuh Liliana.


Tengok Klaster Grand Island di Pakuwon City. Dikawasan itu, bangunan dengan luas tanah 160 meter persegi yang memiliki luas bangunan 180 meter persegi dihargai Rp 4,4 miliar. Itu artinya ASP lahannya mencapainya Rp 25 juta per meter persegi. Sementara, unit termurah di Pakuwon City memiliki ASP Rp 16 juta per meter persegi.

Lalu, apartemen Ciputra World yang juga terletak di Surabaya. Harga per unit apartemen tersebut mencapai Rp 4 miliar. Adapun ASP -nya sebesar Rp 25 juta per meter persegi.

"GDP Jakarta dan Jawa Timur masing-masing US$ 12.000 dan US$ 3.000. Karena itu, kami menilai ASP properti Indonesia akan sulit rally seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat ini kami lebih memilih perusahaan dengan cerita infrastruktur yang dapat mendorong ASP -nya," jelas Liliana.

Contohnya adalah, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang tengah menggarap proyek lahan industri di Gresik, Jawa Timur. Saat ini, perseroan tengah membangun infrastruktur berupa jalan. Kabarnya, sudah ada sejumlah investor strategis yang bakal membeli sepetak tanah di lahan industri itu seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP).

AKRA juga telah menyiapkan plot untuk sektor otomotif yang juga tak kalah menarik prospek ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie