JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dilanda aksi jual hari ini. Padahal, kemarin, posisi indeks sudah tertekan dalam. Pada pukul 10.08, indeks tercatat turun 2,17% menjadi 3.343,478. Menurut Analis Askap Futures Kiswoyo Adi Joe, banyak sentimen negatif yang mempengaruhi bursa. Salah satunya, kenaikan suku bunga China yang juga membuat pasar saham di Negeri Panda itu melorot. "Bahkan kemarin malam ada berita, China menganjurkan untuk mengalihkan investasi dari pasar properti dan saham ke emas. Ini tentunya menjadi sentimen negatif bagi pasar saham, termasuk Indonesia," jelasnya. Kendati mengalami penurunan, Kiswoyo bilang, investor tak perlu cemas. Pasalnya, pasar saham Indonesia berpotensi rebound karena harga sahamnya sudah sangat murah. Kondisi ini, lanjutnya, akan menarik investor asing untuk masuk kembali ke pasar saham Indonesia. Apalagi, perekonomian Amerika yang didengung-dengungkan membaik ternyata masih diragukan kebenarannya. Hal itu merujuk pada pernyataan Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke. Bernanke bilang, perekonomian AS belum akan dinyatakan membaik jika angka pengangguran kembali ke posisi normal. "Dan, itu kata Bernanke membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi pasar saham Indonesia seharusnya optimis," jelasnya. Kiswoyo memprediksi, indeks akan rebound pada minggu depan. Adapun kisaran pergerakannya yaitu 3.200 hingga 3.700. Untuk rekomendasi saham, Kiswoyo menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham big cap yang saat ini harganya terbilang murah. Sebagai contoh, rekomendasi beli untuk saham PT Unilever Indonesia (UNVR) dengan target harga di bawah Rp 14.000, rekomendasi buy untuk saham PT Adaro Energy (ADRO) dengan target harga di bawah Rp 2.300, dan rekomendasi buy untuk saham PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dengan target harga di bawah Rp 1.500.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Harga saham terbanting, indeks berpotensi melenting
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dilanda aksi jual hari ini. Padahal, kemarin, posisi indeks sudah tertekan dalam. Pada pukul 10.08, indeks tercatat turun 2,17% menjadi 3.343,478. Menurut Analis Askap Futures Kiswoyo Adi Joe, banyak sentimen negatif yang mempengaruhi bursa. Salah satunya, kenaikan suku bunga China yang juga membuat pasar saham di Negeri Panda itu melorot. "Bahkan kemarin malam ada berita, China menganjurkan untuk mengalihkan investasi dari pasar properti dan saham ke emas. Ini tentunya menjadi sentimen negatif bagi pasar saham, termasuk Indonesia," jelasnya. Kendati mengalami penurunan, Kiswoyo bilang, investor tak perlu cemas. Pasalnya, pasar saham Indonesia berpotensi rebound karena harga sahamnya sudah sangat murah. Kondisi ini, lanjutnya, akan menarik investor asing untuk masuk kembali ke pasar saham Indonesia. Apalagi, perekonomian Amerika yang didengung-dengungkan membaik ternyata masih diragukan kebenarannya. Hal itu merujuk pada pernyataan Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke. Bernanke bilang, perekonomian AS belum akan dinyatakan membaik jika angka pengangguran kembali ke posisi normal. "Dan, itu kata Bernanke membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi pasar saham Indonesia seharusnya optimis," jelasnya. Kiswoyo memprediksi, indeks akan rebound pada minggu depan. Adapun kisaran pergerakannya yaitu 3.200 hingga 3.700. Untuk rekomendasi saham, Kiswoyo menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham big cap yang saat ini harganya terbilang murah. Sebagai contoh, rekomendasi beli untuk saham PT Unilever Indonesia (UNVR) dengan target harga di bawah Rp 14.000, rekomendasi buy untuk saham PT Adaro Energy (ADRO) dengan target harga di bawah Rp 2.300, dan rekomendasi buy untuk saham PT Borneo Lumbung Energi (BORN) dengan target harga di bawah Rp 1.500.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News