Analis: Harga SUN masih berpotensi naik



JAKARTA. Volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder Senin (5/6) kemarin sebesar Rp 6,41 triliun dari 31 seri. Angka tersebut tercatat lebih rendah dari akhir pekan lalu yang mencapai Rp 7,26 triliun dari 38 seri SUN yang diperdagangkan.

Obligasi negara seri FR0072 menjadi surat utang dengan volume perdagangan terbesar yakni senilai Rp 1,61 triliun dari 73 kali transaksi dengan harga rata-rata 108,5%. Lalu, diikuti oleh seri FR0059 dengan jumlah Rp 728 miliar dari 41 kali transaksi di harga rata-rata 101,76%.

Sementara, untuk obligasi korporasi volume perdagangan tercatat sebesar Rp 1,21 triliun dari 23 seri obligasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017 (AMRT02CN1) meraup volume terbesar senilai Rp 555 miliar dari 9 kali transaksi. Harga rata-rata seri tersebut 100,06%.


Selanjutnya, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) dengan nominal Rp 230 miliar dari sekali transaksi saja di harga 100,5%.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memprediksi harga SUN hari ini masih akan bergerak fluktuatif dengan peluang kenaikan. “Harga masih bisa didorong oleh penguatan rupiah,” katanya.

Ia menambahkan, secara teknikal, harga SUN tenor panjang masih bergerak pada tren kenaikan. Namun, pasar harus tetap mencermati pergerakan nilai tukar rupiah mengingat potensi kenaikan dollar AS yang akan membatasi kenaikan harga SUN.

Made merekomendasikan, investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga SUN dengan memilih seri-seri tenor pendek hingga panjang seperti FR0066, FR0048, FR0069, ORI013, FR0045, FR0050, FR0057, dan FR0062.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto