JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate untuk pertama kalinya sejak Februari 2012 turut menekan pasar saham hari ini. Kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% diproyeksikan akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah walaupun terbatas. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai, kenaikan BI Rate yang terjadi di luar dugaan akan menambah risiko perekonomian. Selain faktor dalam negeri, ada sentimen dari luar negeri yang diproyeksi mempengaruhi IHSG, yakni posisi Wall Street yang berhasil rebound. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,21% dan 1,48% ditutup di 1.5176,08 dan 1.636,36. Sejumlah data ekonomi AS direspons positif pelaku seperti kenaikan penjualan ritel bulan Mei yang tumbuh 0,6% di atas perkiraan 0,4%. Selain itu, klaim pengangguran turun dibawah perkiraan menjadi 334.000 dari 354.000.
Analis hari ini menilai IHSG melemah terbatas
JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate untuk pertama kalinya sejak Februari 2012 turut menekan pasar saham hari ini. Kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% diproyeksikan akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah walaupun terbatas. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai, kenaikan BI Rate yang terjadi di luar dugaan akan menambah risiko perekonomian. Selain faktor dalam negeri, ada sentimen dari luar negeri yang diproyeksi mempengaruhi IHSG, yakni posisi Wall Street yang berhasil rebound. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,21% dan 1,48% ditutup di 1.5176,08 dan 1.636,36. Sejumlah data ekonomi AS direspons positif pelaku seperti kenaikan penjualan ritel bulan Mei yang tumbuh 0,6% di atas perkiraan 0,4%. Selain itu, klaim pengangguran turun dibawah perkiraan menjadi 334.000 dari 354.000.