KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi Kanada dan Inggris menginisiasi aliansi global baru untuk menghentikan penggunaan batubara pada 2030 menjadi salah satu tantangan bagi produsen batubara di dalam negeri. Aliansi internasional bertajuk Powering Past Coal Alliance itu merangkul 20 negara dan dua negara bagian Amerika Serikat. Terkait hal itu, Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menyebut, konsumsi batubara masih berpeluang tumbuh tahun depan. Hal itu, seiring dengan meningkatnya permintaan dari negara yang masih menggunakan bahan baku energi batubara, seperti China dan Amerika Serikat. "Namun, penjualan batubara tidak bisa ekspansi ke negara yang bergabung dalam aliansi penghentian pemakaian batubara," katanya.
Analis: Hold saham Bukit Asam dan Adaro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi Kanada dan Inggris menginisiasi aliansi global baru untuk menghentikan penggunaan batubara pada 2030 menjadi salah satu tantangan bagi produsen batubara di dalam negeri. Aliansi internasional bertajuk Powering Past Coal Alliance itu merangkul 20 negara dan dua negara bagian Amerika Serikat. Terkait hal itu, Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menyebut, konsumsi batubara masih berpeluang tumbuh tahun depan. Hal itu, seiring dengan meningkatnya permintaan dari negara yang masih menggunakan bahan baku energi batubara, seperti China dan Amerika Serikat. "Namun, penjualan batubara tidak bisa ekspansi ke negara yang bergabung dalam aliansi penghentian pemakaian batubara," katanya.