JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dihadapkan pada situasi yang tidak menentu. IHSG dihadang tekanan pada bursa wall street yang ditutup melemah tadi malam.Analis Astronacci International, Gema Goeyardi memperhatikan, IHSG saat ini akan cenderung bergerak sideways dalam area konsolidasinya pada level 3.800-3.909 dengan karakter pergerakan harga yang bergerak sempit. Menurutnya, pergerakan ini merupakan bagian dari koreksi setelah harga mengalami kenaikan dari area low pada 4 Juni hingga area high pada 7 Juni lalu. Fase konsolidasi ini masih akan terus berlanjut hingga minggu depan. "Kita akan melihat IHSG bergerak hingga membentuk peak (puncak) pada area time resistancenya," urai Gema, Kamis (14/6).Dia juga menyampaikan bahwa dari keseluruhan emiten yang ada di bursa efek Indonesia, saham-saham batubara jatuh paling dalam dan hampir keseluruhan berada dalam fase bear rally. Hal ini disebabkan karena turunnya harga batubara secara signifikan hingga mencapai level US$ 88 per metrik ton. Walaupun kabar terakhir menyebutkan, harga tersebut sudah hampir mencapai level bottom yang terpetakan sekitar US$ 85- US$ 88 per ton."Apabila harga batubara jatuh dibawah US$ 85 maka akan menyebabkan kerugian besar dari perusahaan batubara karena titik impasnya produksi berada pada harga US$ 85," ungkap Gema. Sebagai rekomendasi trading sampai akhir pekan, Gema menyebutkan beberapa saham, antara lain ASII, CPIN, HRUM, MAPI, UNTR, SSIA, BHIT, dan BMTR.Sedangkan Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono melihat, investor masih cenderung melakukan wait and see hingga pemilu Yunani mendatang. "Selain pemilu Yunani, pasar juga masih mencermati hasil lelang obligasi Italia serta dampak dari penurunan rating beberapa bank di Spanyol," kata Purwoko. Dia menilai, minimnya sentimen positif membuat perdagangan relatif sepi dalam sepekan terakhir."Tercatat aksi jual juga masih melanda saham berbasis komoditas mengikuti turunnya harga komoditas global menyusul anjloknya harga minyak mentah ke posisi terendah dalam beberapa waktu terakhir," imbuhnya. Untuk perdagangan saham hari ini, Purwoko memproyeksikan indeks akan cenderung sideways dengan kisaran 3.825-3.880.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: IHSG berada pada fase konsolidasi
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dihadapkan pada situasi yang tidak menentu. IHSG dihadang tekanan pada bursa wall street yang ditutup melemah tadi malam.Analis Astronacci International, Gema Goeyardi memperhatikan, IHSG saat ini akan cenderung bergerak sideways dalam area konsolidasinya pada level 3.800-3.909 dengan karakter pergerakan harga yang bergerak sempit. Menurutnya, pergerakan ini merupakan bagian dari koreksi setelah harga mengalami kenaikan dari area low pada 4 Juni hingga area high pada 7 Juni lalu. Fase konsolidasi ini masih akan terus berlanjut hingga minggu depan. "Kita akan melihat IHSG bergerak hingga membentuk peak (puncak) pada area time resistancenya," urai Gema, Kamis (14/6).Dia juga menyampaikan bahwa dari keseluruhan emiten yang ada di bursa efek Indonesia, saham-saham batubara jatuh paling dalam dan hampir keseluruhan berada dalam fase bear rally. Hal ini disebabkan karena turunnya harga batubara secara signifikan hingga mencapai level US$ 88 per metrik ton. Walaupun kabar terakhir menyebutkan, harga tersebut sudah hampir mencapai level bottom yang terpetakan sekitar US$ 85- US$ 88 per ton."Apabila harga batubara jatuh dibawah US$ 85 maka akan menyebabkan kerugian besar dari perusahaan batubara karena titik impasnya produksi berada pada harga US$ 85," ungkap Gema. Sebagai rekomendasi trading sampai akhir pekan, Gema menyebutkan beberapa saham, antara lain ASII, CPIN, HRUM, MAPI, UNTR, SSIA, BHIT, dan BMTR.Sedangkan Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono melihat, investor masih cenderung melakukan wait and see hingga pemilu Yunani mendatang. "Selain pemilu Yunani, pasar juga masih mencermati hasil lelang obligasi Italia serta dampak dari penurunan rating beberapa bank di Spanyol," kata Purwoko. Dia menilai, minimnya sentimen positif membuat perdagangan relatif sepi dalam sepekan terakhir."Tercatat aksi jual juga masih melanda saham berbasis komoditas mengikuti turunnya harga komoditas global menyusul anjloknya harga minyak mentah ke posisi terendah dalam beberapa waktu terakhir," imbuhnya. Untuk perdagangan saham hari ini, Purwoko memproyeksikan indeks akan cenderung sideways dengan kisaran 3.825-3.880.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News