JAKARTA. Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya sesaat. Hingga penutupan jeda siang ini, (28/10), IHSG terlihat ditutup dengan penurunan 0,41%. Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menjelaskan, pelemahan ini bukan dipicu oleh sentimen susunan kabinet Jokowi. Bahkan, pasar sebenarnya tidak kecewa dengan susunan kabinet tersebut. Hal ini bisa dilihat dari posisi asing yang masih melakukan net buy Rp 175,8 miliar kemarin. Net buy asing juga masih berlanjut hingga hari ini. Hingga sesi I tadi asing mencatat net buy Rp 66,4 miliar.
Sinyal negatif IHSG justru telah terlihat sejak kemarin ketika indeks gagal bertahan diatas kisaran support 5.050-5.060 yang mana kisaran tersebut telah berubah menjadi target resistance hari ini. "Gagalnya pertahanan di support itu membuat IHSG memiliki potensi koreksi hingga kisaran 4.750–4.900," imbuh Satrio. Perhatian pasar akan sisi fundamental saat ini juga bukan lagi soal kabinet, tapi soal harga BBM subsidi. Jika harganya dinaikan, maka untuk jangka pendek akan memicu inflasi sehingga akan memukul sektor perbankan, otomotof dan properti. Tapi, untuk jangka panjang, dengan adanya pengurangan subsidi tersebut maka pemerintah bakal memiliki anggaran yang lebih untuk melakukan pembangungan infrastruktur, yang berarti positif untuk saham-saham infrastruktur, konstruksi, dan semen.