Analis: IHSG masih berpeluang tertekan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada awal pekan ini, Senin (7/5). Analis Indosurya Asset Management, Reza Priyambada melihat, banyak rilis data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih belum mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi.Asal tahu saja, pada akhir pekan kemarin, indeks Wall Street jatuh cukup dalam seiring laporan data nonfarm payrolls AS yang di bawah ekspektasi sebelumnya. Sementara dari Eropa, kondisi politik di benua biru tersebut juga memicu kecemasan mengenai kelanjutan pembenahan krisis utang Eropa.Sedangkan dari domestik, Reza memperkirakan, adanya kebijakan mengenai pengenaan bea keluar untuk 14 barang tambang, bisa menjadi katalis negatif untuk tren pasar saham.Dia memprediksi, IHSG masih berpeluang menghadapi tekanan jual. Namun Reza berharap tekanan mulai mereda, karena secara teknikal indikator stochastic akan menyesuaikan posisi untuk berada di area overbought.

"Sehingga, masih ada ruang IHSG untuk rebound kembali," lanjutnya, Senin (7/5). Diperkirakan IHSG akan berada di support 4.190-4.1210 dan resistance di 4.221 - 4.230.Untuk trading saham, Reza merekomendasikan saham LSIP dan CTRA, yang mana keduanya telah berada di area oversold dan mencoba balik arah (reversal) untuk naik.Selain itu, Reza juga menyarankan saham BBNI dan JSMR karena stochasticnya terlihat sedang bergerak naik, mendekati area overbougt.Sementara itu, Analis Reliance Securities, Andy Wibowo Gunawan berpendapat, kenaikan indeks dollar dan naiknya harga emas, berpeluang menjatuhkan IHSG lebih dalam lagi."Saya kira, IHSG akan bergerak di range 4.200-4.250," ujarnya, Senin (7/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie