KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menembus level 6.000 pada bulan ke-10 di tahun 2017. Rabu (25/10) IHSG bertengger di level 6.025,43. Namun, pada penutupan perdagangan Kamis (26/10), IHSG kembali turun 0,49% ke level 5.995,84. Analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada meyakini IHSG akhir tahun akan berada di rentang 5.950-6.000. Sementara itu, di tahun depan IHSG menurutnya minimal bisa tumbuh sebanyak 18%. "Jika IHSG bisa tembus 6.100 di tahun ini, berarti di tahun depan IHSG bisa ke level 7.200," ujar Reza, Rabu (25/10). Tentunya pertumbuhan IHSG tersebut tetap tak terlepas dari berbagai sentimen yang mempengaruhinya, baik dari dalam maupun luar negeri. Reza melihat, sentimen di tahun 2017 dan 2018 tak banyak berbeda, terutama dari dalam negeri. Pasalnya, beberapa pengerjaan proyek infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah masih akan terus berlanjut. Hanya saja, fokus pelaku pasar berkemungkinan akan terpecah, mengingat tahun depan masuk dalam tahun konsolidasi politik. "Ini yg belum jelas apakah mengganggu market atau menjadi sentimen positif, kalau pasar ekspektasinya Jokowi-JK terpilih kembali," tutur Reza. Sementara itu, dari luar negeri IHSG masih tetap akan dipengaruhi sentimen dari The Fed, dan Tiongkok. Tak lupa reza mengingatkan pasar untuk waspada dengan sentimen sesaat dan sentimen tak terduga. Salah satu contoh sentimen sesaat adalah perhelatan piala dunia yang akan digelar di 2018. Secara historis, Reza melihat bahwa perhelatan ini akan direspon negatif oleh pasar. "Ada yang mengatakan dana di pasar modal beralih ke judi bola. Ada juga yang bilang penyelenggaraan ini membuat pekerja tidak produktif," tutur dia. Sementara itu, sentimen tak terduga bisa jadi datang dari ketegangan geopolitik antara amerika Serkat dan Korea Utara. "Kondisi geopolitik masih diwaspadai," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: IHSG minimal lompat 18% di tahun depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menembus level 6.000 pada bulan ke-10 di tahun 2017. Rabu (25/10) IHSG bertengger di level 6.025,43. Namun, pada penutupan perdagangan Kamis (26/10), IHSG kembali turun 0,49% ke level 5.995,84. Analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada meyakini IHSG akhir tahun akan berada di rentang 5.950-6.000. Sementara itu, di tahun depan IHSG menurutnya minimal bisa tumbuh sebanyak 18%. "Jika IHSG bisa tembus 6.100 di tahun ini, berarti di tahun depan IHSG bisa ke level 7.200," ujar Reza, Rabu (25/10). Tentunya pertumbuhan IHSG tersebut tetap tak terlepas dari berbagai sentimen yang mempengaruhinya, baik dari dalam maupun luar negeri. Reza melihat, sentimen di tahun 2017 dan 2018 tak banyak berbeda, terutama dari dalam negeri. Pasalnya, beberapa pengerjaan proyek infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah masih akan terus berlanjut. Hanya saja, fokus pelaku pasar berkemungkinan akan terpecah, mengingat tahun depan masuk dalam tahun konsolidasi politik. "Ini yg belum jelas apakah mengganggu market atau menjadi sentimen positif, kalau pasar ekspektasinya Jokowi-JK terpilih kembali," tutur Reza. Sementara itu, dari luar negeri IHSG masih tetap akan dipengaruhi sentimen dari The Fed, dan Tiongkok. Tak lupa reza mengingatkan pasar untuk waspada dengan sentimen sesaat dan sentimen tak terduga. Salah satu contoh sentimen sesaat adalah perhelatan piala dunia yang akan digelar di 2018. Secara historis, Reza melihat bahwa perhelatan ini akan direspon negatif oleh pasar. "Ada yang mengatakan dana di pasar modal beralih ke judi bola. Ada juga yang bilang penyelenggaraan ini membuat pekerja tidak produktif," tutur dia. Sementara itu, sentimen tak terduga bisa jadi datang dari ketegangan geopolitik antara amerika Serkat dan Korea Utara. "Kondisi geopolitik masih diwaspadai," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News