JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan sesi I hari ini (12/6) ditutup 4.550,68, melemah sebanyak 59,27 poin atau 1,2% dari posisi penutupan kemarin pada 4.609.95. Investor asing masih melakukan net sell hari ini senilai Rp 1,078 triliun. Karena itu, sejumlah analis memperkirakan, IHSG sesi II masih berada dalam tren turun. Analis Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengungkapkan, tekanan jual asing membuat indeks terus tertekan. Faktor eksternal yang menyumbang pelemahan adalah hasil pertemuan Bank of Japan (BoJ) yang mempertahankan kebijakan moneter. "Ini menjadi faktor yang membuat IHSG tertekan sekaligus juga membuat indeks di kawasan regional ikut turun pada hari ini," kata Desmon, Rabu (12/6).
Desmon menambahkan, sentimen negatif dari domestik, khususnya disumbang oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Karena itu, Desmon memperkirakan, IHSG sesi II berada pada kisaran support di level 4.450 dan resisten di posisi 4.620. Sementara untuk saham yang dapat diperhatikan, Desmon merekomendasikan saham konsumer seperti KLBF, UNVR dan juga ICBP. Namun Desmon menyarankan, investor tetap pantau dengan cermat untuk berinvestasi, sebab potensi turun masih bisa terjadi. "Sebaiknya investor wait and see dulu, karena dalam satu minggu ini, tren pelemahan kemungkinan masih berlanjut. Jika dilihat harga saat ini sudah cukup murah," ungkap Desmon. Senada, analis Asjaya Indosurya Securities Dimas Adrianto memperkirakan, IHSG sesi II masih tertekan akibat aksi investor asing yang terus menarik dananya akibat kecemasan akan kelanjutan program stimulus bank sentral global. Faktor domestik diantaranya adalah, rencana keputusan BI rate pada RDG BI besok tanggal 13 Juni, dan kemungkinan pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada 17 Juni mendatang. "Ada kecemasan yang memperkirakan BI akan meningkatkan BI rate untuk mengantisipasi inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga BBM, namun kami melihat BI akan melihat efek dari kenaikan harga itu dahulu. BI sendiri telah menaikkan rate FASBI menjadi 4,25% mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah akibat defisit perdagangan kita dan capital outlflow yang telah terjadi beberapa hari terakhir," kata Dimas.
Selain itu, Dimas memperkirakan bursa Eropa siang nanti juga akan dibuka melemah mengikuti bursa Jepang akibat ketidakjelasan kelanjutan program stimulus bank sentral Jepang dan The Fed. Selain itu ada pertemuan antara MK Jerman dan ECB yang juga akan ditunggu hasilnya oleh para investor terkait kelanjutan program “bond-buying” ECB yang juga dikenal dengan OMT. Menurut Dimas, selama investor asing masih melakukan penjualan, maka diperkirakan tidak akan ada penggerak indeks sementara ini. Karena itu, Dimas memperkirakan IHSG sesi II berada pada rentang support di posisi 4.450 dan resisten di level 4.650. Untuk saham yang dapat diperhatikan pada situasi seperti ini, Dimas merekomendasikan saham dengan fundamental bagus yang telah terkoreksi cukup dalam seperti saham-saham terkait industry konstruksi dan saham-saham consumer retail dan pakan ternak menjelang bulan puasa dan Idul Fitri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri