Analis: IHSG sesi II cenderung mixed



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona positif pada penutupan sesi I. Pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,29% menjadi 4.648,99. Sejumlah analis memperkirakan IHSG sesi II masih akan bergerak mixed seperti sesi sebelumnya.Analis Pasar Modal PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Miharja bilang, mixed-nya pergerakan indeks lantaran pasar masih akan menunggu pernyataan pimpinan The Federal Reserve Ben S Bernanke nanti malam mengenai kelanjutan pemberian stimus. Menurut Rheza, indeks sesi II tidak akan bergerak jauh dari sesi I, karena sore hari nanti, akan ada rilis data inflasi dari zona Euro."Kalau inflasinya tinggi, berarti ada pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak positif bagi ekspor Indonesia, karena data ekspor Juni dan pada Juli ini dikhawatir turun. Kita butuh sentimen positif bahwa ekonomi luar negeri sedang tumbuh. Karena untuk data ekonomi China memperlihatkan ekonomi sedang melambat," kata Rheza, Selasa (17/11).Sementara itu, dari dalam negeri, ada data mengenai kendaraan bermotor dan juga pengumuman lelang surat utang negara atau obligasi yang akan dilakukan Bank Indonesia pada sore hari nanti. "Kita lihat nanti apakah asing masih tertarik untuk investasi atau tidak. Lelang obligasi terakhir cukup diminati karena yield-nya diatas 8%," ujar Rheza.Rheza memperkirakan indeks akan bergerak pada kisaran support di 4.620 dan resisten pada 4.680. Untuk saham, dia merekomendasikan saham MPMX, LSIP dan juga TOTL, masing-masing pada posisi trading buy.Senada, analis Trust Securities Yusuf Nugraha bilang, IHSG sesi II masih akan mixed cenderung sideways, meski indeks regional yaitu Hang Seng dan Nikkei menguat. Sentimen positif ini kurang berdampak besar bagi IHSG. Data data ekonomi berupa tingkat inflasi Inggris, cenderung mendatar pada posisi 2,7%, meski ada analis yang memperkirakan inflasi akan meningkat ke 2,9%.Sentimen negatif juga datang dari market Eropa, dimana pada pembukaan bursa nanti akan dipengaruhi inflasi bulan Juni serta data ekonomi dari Jerman yang akan mempengaruhi pasar. Yusuf memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang support di 4.570-4.590 dan resisten di 4.660-4.680."Untuk saham, dapat diperhatikan saham perbankan seperti BMRI dan juga BBRI yang masih berpeluang naik. Saham perbankan masih cukup kuat untuk menahan isu mengenai kenaikan BI Rate yang mempengaruhi kenaikan suku bunga kredit," kata Yusuf.Saham lainnya, Yusuf juga merekomendasikan WIKA, CTRA dan INDF, masing-masing pada posisi trading buy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie