Analis: IHSG sesi II masih diselimuti tekanan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan sampai penutupan sesi I hari ini. Indeks terjerembab sampai ke posisi 4.482,45 atau turun 147,55 poin atau anjlok 3,19%. Karena itu, sejumlah analis memperkirakan IHSG sesi II juga masih akan melemah.

Analis Asjaya Indosurya Securities Dimas Adrianto mengungkapkan, pengaruh kebijakan The Fed yang memulai mengurangi program stimulus terasa sampai ke Indonesia. Ditambah lagi, data HSBC China yang menunjukkan adanya perlambatan ekonomi China yang juga menekan bursa Indonesia.

"Selain pengaruh global, harga baru BBM yang akan berlaku besok pun patut untuk dicermati efeknya dengan bercermin pada kenaikan harga BBM sebelumnya," kata Dimas, Jumat (21/6).


Dimas memperkirakan, pergerakan IHSG sesi II nanti tetap melemah dengan rentang pergerakan pada support 4.410 dan resisten 4.670. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Dimas menyarankan agar investor mencermati saham-saham dengan fundamental bagus yang telah terkoreksi dalam.

"Hindari saham-saham yang terkena dampak kenaikan harga BBM dan BI rate secara langsung karena melihat tingginya inflasi yang mungkin terjadi, diperkirakan Bank Indonesia akan kembli menaikkan BI rate," ujar Dimas.

Senada, analis Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengungkapkan indeks sesi II hari ini masih mengalami tekanan, seperti kemarin dan juga seperti sesi I tadi. Menurut Desmon, koreksi IHSG sesi II di akhir pekan ini masih akan cukup dalam, lantaran masih terimbas sentimen negatif dari bursa global, pasca pengumuman The Federal Reserve.

"Investor asing masih terus melanjutkan tekanan jual. Dan ini menjadi kendala utk ihsg bangkit," ujar Desmon. Menurut Desmon, kalaupun IHSG sesi II dapat sedikit menguat, kemungkinan karena peranan investor lokal yang melakukan aksi beli.

Karena itu, Desmon memperkirakan IHSG sesi II akan berada pada kisaran support di 4.400 dan resiten di posisi 4.510. Untuk saham yang dapat dicermati, Desmon merekomendasikan diantaranya saham BBRI, BSDE, PTPP, WIKA, KLBF dan juga ACES. "Untuk kondisi saat ini, sebaiknya investor aktif untuk trading," saran Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri