Analis: Indeks modar akibat sentimen dari luar



JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan tertahan di zona merah hari ini. Hal itu terlihat dari memerahnya seluruh sektor yang terhimpun dalam indeks. Pada pukul 10.41, sektor keuangan menjadi sektor dengan penurunan paling tinggi sebesar 1,62%. Baru kemudian disusul oleh sektor pertambangan sebesar 1,47% dan sektor industri dasar sebesar 1,39%.Menurut Praska Putrantyo, Analis Infovesta Utama, melorotnya indeks hari ini lebih disebabkan pengaruh dari luar. "Indeks hari ini turun karena sentimen negatif dari bursa regional dan data ekonomi AS pada perdagangan jumat kemarin," jelasnya ketika dihubungi KONTAN. Dia lantas menjelaskan, data penjualan ritel AS dilaporkan hanya naik 0,6% dan berada di bawah ekspektasi analis yang mematok pertumbuhan 0,7%. Selain itu, lanjut Praska, indek sentimen konsumen untuk Januari 2011 awal dilaporkan turun ke 72,7 dari sebelumnya 74,5.Sentimen lain yang juga mempengaruhi indeks adalah mulai diputuskannya kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) china sebesar 50 basis poin menjadi 19%. "Faktor-faktor tadi yang saya rasa menjadi sentimen utama pendorong koreksi IHSG hari ini. Makanya, tidak heran kalau indeks Hangseng dan Shanghai juga terkoreksi," urainya.Lantas, kenapa asing banyak melepas saham bluechips hari ini? Menurut dia, hal itu masih disebabkan efek kekhawatiran inflasi dalam negeri yang diperkirakan masih akan naik pada Januari ini. "Apalagi investor melihat harga pangan dunia dan harga cabai masih berpotensi naik lebih tinggi," paparnya. Seperti yang diberitakan sebelumnya, investor asing masih banyak melepas saham bluechips hari ini. Seperti yang terjadi pada saham BBCA. Sejumlah broker asing yang paling banyak melepas saham ini adalah PT Citigroup Securities senilai Rp 4,14 miliar, PT Deutsche Securities senilai Rp 2,46 miliar, Credit Suisse Securities senilai Rp 2,06 miliar, dan CLSA Indonesia senilai Rp 2,05 miliar.Aksi jual oleh investor asing juga terlihat di saham BBRI. Sebut saja Deutsche Securities senilai Rp 29,26 miliar, CSLA Indonesia senilai Rp 3,32 miliar, dan Credit Suisse senilai Rp 2,25 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie