Analis ini bilang ada potensi profit taking



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat selama empat hari terakhir ini. Analis memprediksi, ada potensi profit taking setelah Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup negatif di bursa Wall Street, tadi malam.

Analis PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo menjelaskan, tadi malam DJIA ditutup negatif setelah sempat berada di area positif. Di waktu yang sama juga, bursa Wall Street berakhir mixed.

Praska menjelaskan, kebijakan moneter The Fed sudah sesuai dengan perkiraan pasar pada rapat bank sentral di Rabu lalu.


Hasil rapat itu, The Fed memutuskan menggantikan program Operation Twist yang berakhir tahun ini. Program itu berupa pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder senilai US$ 45 miliar per bulan, di samping Quantitative Easing tahap 3 yang membeli obligasi Mortgage Backed Securities senilai $40 miliar.

"Selain itu, The Fed juga menyatakan kemungkinannya menahan suku bunga di level rendah 0,25% selama angka pengangguran di atas 6,5% dan inflasi tidak lebih dari 2,5% dalam 1-2 tahun ke depan," papar Praska kepada KONTAN, Kamis (13/12).

Namun, lanjut Praska, meskipun terdapat keputusan itu, Ben Bernanke, petinggi The Fed, justru menyatakan, kebijakan kelonggaran moneter itu tak cukup untuk mengimbangi dampak buruk Fiscal Cliff. "Sehingga saat ini, masalah Fiscal Cliff juga masih menjadi beban bagi pergerakan bursa wall street AS menjelang batas waktu hingga akhir tahun ini," jelas Praska.

Pada perdangan saham hari ini (13/12), Praska memprediksi indeks bergerak konsolidasi dengan potensi turun di kisaran 4.319-4.348. Adapun saham-saham yang masih bisa dicermati TINS, INCO, PTBA, UNTR, AALI, LSIP, dan BJBR.

Sementara Pengamat Pasar Modal, Alexander Aditya masih optimistis IHSG  memiliki peluang melanjutkan rally pada kisaran 4.312-4.352. "Dari dalam negeri, sentimen window dressing juga masih memeriahkan pergerakan IHSG," katanya kepada KONTAN, Kamis (13/12).

Saham - saham menurut Aditya yang menarik untuk dicermati berdasarkan metode demand & supply zone antara lain ASRI, SMRA, CPIN, AKRA, MAPI, BBRI, UNVR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri