Analis ini memproyeksi IHSG bakal lanjut menguat ke kisaran 4.773 – 4.958 hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari Selasa (2/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,98% menjadi 4.847. Sektor keuangan, pertambangan, infrastruktur, industri dasar, properti, perdagangan, perkebunan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin.  Untuk hari ini, Rabu (3/6), Pilarmas Investindo Sekuritas melihat IHSG memiliki peluang melanjutkan penguatan dan diperdagangkan pada level 4.773 – 4.958.

Dari global, sentimen yang mempengaruhi adalah Tokyo kembali melihat lonjakan kasus wabah virus corona dengan 34 infeksi baru yang telah dikonfirmasi pada hari Selasa, dan hal tersebut merupakan yang terbesar dalam kurun waktu satu hari dengan rentang tiga minggu terakhir.

Hal tersebut membuat pemerintah daerah mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat agar dapat berhati hati. Pemerintah daerah mengkhawatirkan apabila lonjakan kembali terjadi, maka bisnis yang tadinya sudah dibuka akan kembali ditutup. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan akan mengumumkan Tokyo Alert sebagai peringatan, namun peringatan tersebut bukan berarti akan memicu pembatasan baru lainnya. Namun apabila lonjakan mengalami kenaikkan, maka perusahaan diharuskan untuk kembali tutup dan masyarakat diminta untuk tinggal di rumah.


Baca Juga: IHSG naik lima hari berturut-turut, net buy asing di saham BBRI capai Rp 2,69 triliun

Kemarin, Rusia dan beberapa negara OPEC + lainnya saling mendukung untuk melakukan perpanjangan terhadap pengurangan produksi selama satu bulan. Sejauh ini usulan tersebut masih belum ditanggapi oleh Arab Saudi. Namun Arab Saudi telah mendukung untuk dilakukan pemotongan tambahan dari 1-3 bulan.

"Tentu kami menyambut baik hal ini, karena dapat menjaga momentum penguatan harga minyak sebelumnya yang saat ini sedang terus menggeliat dengan harapan ekonomi akan kembali bangkit sehingga menimbulkan meningkatnya kembali permintaan akan minyak," imbuh Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Rabu (3/6).

Sejauh ini, total pembatasan yang telah dilakukan oleh OPEC+, telah mencapai hampir 11 juta barel per hari. Namun kekhawatiran terkait dengan munculnya wabah virus corona gelombang kedua masih menjadi perhatian, sehingga masih membuat harga minyak berada di bawah $40 per barel.

Kemudian Morgan Stanley dalam riset terbaru tentang kondisi ekonomi di kawasan Asia, di mana China akan menjadi negara pertama yang akan yang bakal keluar dari krisis ekonomi karena pandemi. Dalam risetnya Produk Domestik Bruto (PDB) China diprediksi kembali ke posisi GDP sebelum terjadinya Covid-19. Sementara untuk Indonesia, Morgan Stanley mengungkapkan setelah ekonomi China pulih di kuartal III-2020, pemulihan ekonomi selanjutnya akan disusul oleh Indonesia yang utamanya disokong oleh permintaan domestik yang terus menguat. Namun pemulihan ekonomi Indonesia di semester II-2020 akan tergantung dari laporan harian penanganan Covid-19 di kuartal II-2020.

Baca Juga: IHSG hari ini berpeluang menguat lagi, saham berikut bisa jadi inspirasi trading

Morgan Stanley juga menyebut selain pentingnya indikator penanganan kesehatan untuk penanggulangan Covid-19, stabilitas ekonomi baik dari sisi supply-demand pun perlu diperhatikan baik bagi kebijakan fiskal maupun moneter.

"Oleh sebab itu tentu kami berharap bahwa seiring dengan pembukaannya kembali ekonomi dalam jangka waktu dekat, masyarakat dapat dengan lebih menyadari pentingnya arti menjaga diri sendiri," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi