Analis ini menyebut kasus Tiga Pilar (AISA) adalah risiko investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkara kembali melanda PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA). Perusahaan menunda pembayaran surat utangnya sampai krediturnya mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran (PKPU) ke pengadilan, dan harga sahamnya jeblok. 

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh memang cukup pelik.

Namun dia mengatakan, apa yang terjadi pada pemegang saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk merupakan sebuah risiko investasi lantaran awalnya obligasi AISA memiliki rating yang cukup bagus.


"Dengan rating diturunkan maka akan susah bagi AISA mencari pendanaan juga," kata Hans,Senin (9/7).

Terkait dengan rencana Tiga Pilar melakukan divestasi bisnis beras, Hans mengatakan, hal ini agak sulit untuk dilakukan. Apalagi divestasi kemungkinan hanya bisa dilakukan di harga bawah, meski dia punya keharusan untuk membayar obligasi.

Jika divestasi berhasil, Tiga Pilar kemungkinan bisa menjalankan bisnis makanannya saja. Namun, pendapatannya tak bakal sebagus dulu lantaran sebelumnya, lantaran bisnis beraslah yang mendukung pendapatan perusahaan.

Skenario terburuk, jika divestasi tak berhasil dan dinyatakan pailit, kemungkinan tender offer bisa menjadi salah satu aksi yang menanti perusahaan ini.

Saat ini, saham Tiga Pilar masih dikunci oleh regulator sejak mengumumkan menunda pembayara bunga obligasi yang sedianya dilakukan 5 Juli lalu. Terakhir kali diperdagangkan, saham AISA di posisi Rp 168 per 4 Juli lalu. Ini merupakan harga terendah AISA sejak Agustus 2007.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia