Analis : Insiden bom Surabaya tak banyak berdampak terhadap pasar modal Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insiden ledakan bom di tiga gereja di Surabaya cukup meresahkan publik. Meski begitu, analis menyatakan efek kasus bom di Surabaya ini hanya bersifat temporer sehingga tak akan berdampak besar terhadap pasar modal.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhamad Nafan Adji mengatakan, sejauh ini situasi dan kondisi keamanan pasca aksi teror tersebut sudah kondusif karena telah ditangani dengan baik oleh aparat keamanan sehingga tidak memberikan pengaruh negatif terhadap iklim investasi di tanah air.

“Pengaruh bom Surabaya tersebut hanya bersifat sangat temporer. Selain itu, belum ada data makroekonomi domestik pada hari Senin besok sehingga diperkirakan minim sentimen positif”, kata Nafan Minggu (13/5).


Menurutnya, untuk perdagangan bursa pada Senin (14/5) besok, belum terdapat pengumuman data makroekonomi domestik. Sementara itu, belum ada data makroekonomi global yang memberikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Selain itu, fundamental makroekonomi domestik masih cenderung stabil,” imbuhnya.

Nafan bilang, para pelaku pasar masih menantikan data neraca perdagangan per April yang akan diterbitkan pada Selasa, (15/5). “Data neraca perdagangan diproyeksikan mengalami peningkatan surplus dari $1,09 miliar menjadi $1,1 miliar. Jika hasilnya sesuai bahkan di atas ekspektasi, maka hal tersebut akan memberikan katalis positif bagi IHSG,” tambahnya.

Sementara itu, menurut analis Indovest Semesta Sekuritas Aditya Perdana Putra, kondisi bursa pasca bom Surabaya diprediksi akan berjalan normal karena teror bom tersebut hanya bersifat temporal. “Market akan berjalan normal seperti teror bom yang sudah-sudah,” jelasnya.

Terkait pengaruhnya terhadap investasi saham di bursa, Aditya mengatakan bahwa efeknya tidak terlalu kuat dan tidak mempengaruhi pasar secara signifikan. “Semua itu lead-data ekonomi, lebih bergantung pada data dalam negeri dan situasi global,” tandas Aditya.

Direktur Emco Asset Management Hans Kwee bilang, berdasarkan pengalaman sebelumnya, teror bom tidak menganggu kondisi pasar modal, nilai tukar rupiah dan perekonomian Indonesia.

“Kasus seperti ini hanya bersifat temporer dan tidak berpengaruh terhadap investasi dari para investor asing baik yang portofolio maupun investasi langsung”, tegasnya.

Mengenai perkembangan IHSG saat ini, Hans mengatakan bahwa kondisi market masih flktuasi dan laju IHSG masih didominasi oleh pengaruh faktor-faktor luar seperti data inflasi AS dan peluang kenaikan feed rate yang mungkin masih tersisa dua kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi