JAKARTA. Intervensi langsung ke pasar mata uang yang dilakukan Jepang, kemarin, berhasil melemahkan mata uang yen. Hingga pukul 17.50 WIB kemarin, yen kembali ke level Y 85,25 per dollar, setelah sebelumnya menguat ke US$ 83,04 yang merupakan rekor penguatan dalam 15 tahun terakhir.Gubernur bank sentral Jepang, Masaaki Shirakawa berharap intervensi akan menstabilkan yen. Namun, Mitul Kotecha, kepala strategi valuta asing dari Credit Agricole CIB, sebagaimana dikutip Bloomberg menilai, sangat sulit untuk melihat hal ini berhasil kecuali didukung Federal Reserve atau bank sentral Eropa. Sebab, penyebab menguatnya yen karena kejadian di AS dan tempat lain.Vice President Riset Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere juga berpendapat sama. Dia bilang, berkaca dari pengalaman intervensi Jepang 2004 silam dan Swiss baru-baru ini yang tidak berhasil menahan penguatan mata uangnya, maka, intervensi kali ini pun tidak akan berdampak besar.Meski begitu, untuk jangka pendek sekitar 1-3 bulan ke depan, yen mungkin bisa melemah ke Y 85,89 per dollar. Dengan catatan, Jepang melakukan intervensi lanjutan. Sampai akhir pekan ini, Nico memprediksi yen bisa bergerak di Y 83-Y 86 per dollar.Tapi, menurutnya, jangka menengah yen akan kembali menguat karena kecenderungan tingkat resiko meningkat. Apalagi, peluang koordinasi dengan bank sentral lain sangat kecil. "Masing-masing negara, terlebih AS, menginginkan mata uangnya melemah untuk mendukung ekspor dan pemulihan ekonomi," sebut Nico.Ekonom Standard Chartered, Erick Alexander Sugandhi sependapat. Menurutnya, langkah intervensi Jepang berpeluang melemahkan yen untuk jangka pendek. Namun, jangka panjang, yen masih akan menguat bersamaan dengan menguatnya mata uang Asia lainnya. Apalagi dari sisi fundamental yen memang berpotensi menguat lebih jauh.Lanjutnya, langkah intervensi ini efeknya situasional saja di mana menunda tren penguatan yen yang terlalu cepat. Dengan adanya intervensi ini, target resistance pertama di Y 86,45 per dollar hingga akhir kuartal ini. Jika tembus, maka level berikutnya ke Y 89,2 per dollar."Pelemahan yen juga mungkin tertolong perusahaan Jepang yang cenderung meningkatkan investasi di luar negeri hingga kuartal ketiga mendatang," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Intervensi yen hanya bertahan jangka pendek
JAKARTA. Intervensi langsung ke pasar mata uang yang dilakukan Jepang, kemarin, berhasil melemahkan mata uang yen. Hingga pukul 17.50 WIB kemarin, yen kembali ke level Y 85,25 per dollar, setelah sebelumnya menguat ke US$ 83,04 yang merupakan rekor penguatan dalam 15 tahun terakhir.Gubernur bank sentral Jepang, Masaaki Shirakawa berharap intervensi akan menstabilkan yen. Namun, Mitul Kotecha, kepala strategi valuta asing dari Credit Agricole CIB, sebagaimana dikutip Bloomberg menilai, sangat sulit untuk melihat hal ini berhasil kecuali didukung Federal Reserve atau bank sentral Eropa. Sebab, penyebab menguatnya yen karena kejadian di AS dan tempat lain.Vice President Riset Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere juga berpendapat sama. Dia bilang, berkaca dari pengalaman intervensi Jepang 2004 silam dan Swiss baru-baru ini yang tidak berhasil menahan penguatan mata uangnya, maka, intervensi kali ini pun tidak akan berdampak besar.Meski begitu, untuk jangka pendek sekitar 1-3 bulan ke depan, yen mungkin bisa melemah ke Y 85,89 per dollar. Dengan catatan, Jepang melakukan intervensi lanjutan. Sampai akhir pekan ini, Nico memprediksi yen bisa bergerak di Y 83-Y 86 per dollar.Tapi, menurutnya, jangka menengah yen akan kembali menguat karena kecenderungan tingkat resiko meningkat. Apalagi, peluang koordinasi dengan bank sentral lain sangat kecil. "Masing-masing negara, terlebih AS, menginginkan mata uangnya melemah untuk mendukung ekspor dan pemulihan ekonomi," sebut Nico.Ekonom Standard Chartered, Erick Alexander Sugandhi sependapat. Menurutnya, langkah intervensi Jepang berpeluang melemahkan yen untuk jangka pendek. Namun, jangka panjang, yen masih akan menguat bersamaan dengan menguatnya mata uang Asia lainnya. Apalagi dari sisi fundamental yen memang berpotensi menguat lebih jauh.Lanjutnya, langkah intervensi ini efeknya situasional saja di mana menunda tren penguatan yen yang terlalu cepat. Dengan adanya intervensi ini, target resistance pertama di Y 86,45 per dollar hingga akhir kuartal ini. Jika tembus, maka level berikutnya ke Y 89,2 per dollar."Pelemahan yen juga mungkin tertolong perusahaan Jepang yang cenderung meningkatkan investasi di luar negeri hingga kuartal ketiga mendatang," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News