Analis jagokan emiten properti dan ritel ini



KONTAN.CO.ID - Mata uang garuda tengah perkasa. Nilai tukar rupiah kini punya posisi kuat berhadapan dengan dollar Amerika Serikat.

Mengutip informasi dari situs Bank Indonesia, kurs tengah menunjukkan nilai tukar rupiah yakni Rp 13.154 pada Senin (11/9) pukul 16.30 WIB. Ini menjadi level terkuat rupiah sejak 11 November tahun lalu. Lucky Bayu Purnomo Analis Danareksa Sekuritas menyatakan pada dasarnya tren dollar AS saat ini berada dalam kondisi down tren. Sehingga pelemahan masih dapat dialami oleh mata uang Paman Sam terhadap mata uang garuda dengan target 13.100. Dia menambahkan, bahwa rupiah masih bisa melanjutkan penguatannya. "Target terendah 13.050," terang Lucky kepada KONTAN, Senin (11/9). Melihat rupiah yang sedang menguat, dia berpendapat sebaiknya investor menghindari emiten yang berbasis mata uang dollar AS. Diantaranya perusahaan yang memiliki kontrak dagang dan mitra kerja dengan basis mata uang asing. Diantaranya seperti pertambangan, perkebunan, dan industri dasar. "Satu bulan ini September, emiten yang punya basis transaksi mata uang dollar dihindari dulu, karena masih mengalami tren pelemahan," tambahnya. Selain itu, ada emiten yang justru mendapatkan apresiasi positif atas penguatan mata uang rupiah. Diantaranya emiten seperti properti, dan ritel. Lucky menjagokan emiten seperti PPRO, CTRA, LPPF, INDF, dan ICBP. " Mereka yang punya dominasi untuk gunakan arus uang berbasis rupiah," tambahnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina