Analis: Jakarta Indeks Syariah masih berpotensi menguat di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jakarta Indeks Syariah (JII) selama sepekan terakhir mengalami penguatan sebesar 1,93% bahkan penguatan indeks syariah lebih besar dibandingkan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu yakni sebesar 1,22%.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, naiknya indeks syariah yang mampu mengalahka IHSG karena saham-saham sektor perbankan sedang mengalami penurunan, sementara sektor perbankan tidak terdapat pada indeks syariah. Dia menilai, penguatan JII bisa mencapai 2% hingga 3% pada pekan ini.

Menurutnya, Indeks syariah masih menarik karena market capital Indeks tersebut masih kecil, sehingga banyak ruang bagi saham-saham yang akan IPO atau dari saham-saham yang sudah listing untuk masuk ke indeks JII.


"Kesadaran masyarakat terhadap saham yang syariah makin meningkat terutama sejak kasus saham DLTA muncul, kasus ini membuat banyak investor yang mulai tertarik mengenai halal atau haramnya suatu saham, sehingga investor mulai tertarik untuk mengoleksi saham yang halal," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).

Senada Analis Jasa Capital Sekuritas Chris Apriloiny mengatakan, prospek indeks islamic menarik untuk dicermati investor, karena saham-saham yang masuk ke daftar indeks tersebut mempunyai kinerja yang baik, salain itu emiten yang terdapat di indeks syariah merupakan emiten yang memiliki hutang yang tergolong sehat.

"Setahu saya, saham-saham yang masuk di indeks syariah memiliki rasio antara total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45% dan rasio antara total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10%," jelasnya.

Dia memprediksikan ditahun ini JII berpotensi mengalami kenaikan 5% dari tahun lalu, alasannya karena kondisi ekonomi dinilainya akan lebih stabil dari tahun lalu, sehingga dapat menyokong pergerakan JII.

Sementara itu Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai, JII masih akan mengalami pergekan yang konsolidasi untuk jangka pendek hingga jangka menengah. Namun, untuk jangka panjang prediksinya JII bisa mengalami penguatan dan bertengger di level 808.

Untuk penguatan JII yang terjadi pada pekan lalu, menurut Nafan di dorong oleh laporan kinerja emiten yang ada di indeks JII. Ambil contoh ANTM, pada tahun 2018 emiten ini mengalami pertumbuham laba bersih 540, 47% secara year on year (yoy).

Dia mengatakan investor dapat melakukan akumulasi beli untuk saham-saham yang ada di indeks JII dari sekarang jika ingin berinvestasi untuk pajang, namun jika investor ingin melakukan investasi untuk jangka pendek dan menengah, sebaiknya investor wait and see terlebih dahulu karena masih ada sentimen politik.

Dengan demikian, Nafan menyarankan investor dapat mengoleksi Aneka Tambang (ANTM) dengan target harga Rp 1.235, Vale Indonesia (INCO) dengan target harga Rp 4.100, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan target harga Rp 4.510. Seluruhnya dapar dikoleksi untuk jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi