JAKARTA. Rupiah masih akan bergerak stabil, meski pasar saham lokal dan global cenderung tertekan. Head of Treasury Bank Resona Perdania, Lindawati Susanto menyebut, saat ini rupiah cenderung stabil, setelah sempat menguat tajam pasca kenaikan suku bunga. Menurut Linda, sejatinya otot rupiah cukup kokoh karena kenaikan suku bunga yang di luar ekspektasi pasar, dan positifnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, penguatannya tertahan karena BI berusaha menjaga keseimbangan ekspor dan impor. "Selain itu pasar saham yang volatil saat ini turut menahan laju rupiah," ujarnya.Oleh karena itu, dia memperkirakan bulan ini penguatan rupiah akan tertahan di Rp 8.900 per dollar AS. Adapun, pada hari ini, dia memprediksi mata uang Garuda ini akan bergulir di kisaran Rp 8.920 per dollar AS hingga Rp 8.940 per dollar AS.Linda menambahkan, pasar obligasi juga masih menopang rupiah. Pasalnya, dengan kenaikan suku bunga, yield obligasi Indonesia masih menarik. "Volatilitas di pasar saham menyebabkan sebagian investor memilih masuk ke capital market," imbuhnya. Hingga pukul 10.44 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp 8.928 per dollar AS, atau menguat 0,06% dari penutupan kemarin di Rp 8.933 per dollar AS.
Analis: Jangka pendek, laju penguatan rupiah akan tertahan di Rp 8.900
JAKARTA. Rupiah masih akan bergerak stabil, meski pasar saham lokal dan global cenderung tertekan. Head of Treasury Bank Resona Perdania, Lindawati Susanto menyebut, saat ini rupiah cenderung stabil, setelah sempat menguat tajam pasca kenaikan suku bunga. Menurut Linda, sejatinya otot rupiah cukup kokoh karena kenaikan suku bunga yang di luar ekspektasi pasar, dan positifnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, penguatannya tertahan karena BI berusaha menjaga keseimbangan ekspor dan impor. "Selain itu pasar saham yang volatil saat ini turut menahan laju rupiah," ujarnya.Oleh karena itu, dia memperkirakan bulan ini penguatan rupiah akan tertahan di Rp 8.900 per dollar AS. Adapun, pada hari ini, dia memprediksi mata uang Garuda ini akan bergulir di kisaran Rp 8.920 per dollar AS hingga Rp 8.940 per dollar AS.Linda menambahkan, pasar obligasi juga masih menopang rupiah. Pasalnya, dengan kenaikan suku bunga, yield obligasi Indonesia masih menarik. "Volatilitas di pasar saham menyebabkan sebagian investor memilih masuk ke capital market," imbuhnya. Hingga pukul 10.44 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp 8.928 per dollar AS, atau menguat 0,06% dari penutupan kemarin di Rp 8.933 per dollar AS.