KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senior Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Samuel Glenn Tanuwidjaa memprediksi, harga emas akan bergerak di range US$1.940-1.980 per troi ons dengan memperhitungkan efek negatif dari kenaikan harga minyak yang berkelanjutan. "Berdasarkan
performa earnings yang masih di atas rata-rata dan harga emas yang cenderung stabil yang dengan estimasi EPS FY23 di angka Rp 174 per saham dan PE Ratio 11.2x maka rekomendasi
BUY untuk
ANTM dengan target
price Rp 1.920 per saham," jelas Samuel dalam keterangannya, Senin (25/9). Secara rinci, dia menjelaskan kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15% YoY.
Baca Juga: Harga Emas Spot Melemah ke US$ 1.922,8, Seiring Prospek Suku Bunga The Fed Namun di bawah rata rata pertumbuhan lima tahuhn sebelumnya (periode yang sama) , hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata rata . "Selain itu ,di sisi operasional , penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% YoY dan 24% YoY" rinci Samuel. Menurut Jasa Utama Capital Sekuritas, hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%.
Selain itu, juga melihat adanya peningkatan
net profit margin ANTM di semester 1 2023 ,sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata2 di sepanjang tahun 2022 yakni 8,3% . "Mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," kata Samuel. Adapun faktornya, antara lain, kondisi ekonomi di China yang di kabarkan menurun, dengan kinerja PMI manufaktur, kinerja retail, dan properti sales, serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan demand investors untuk emas sebagai safe haven Instrument.
Baca Juga: Turun, Simak Daftar Lengkap Harga Emas Antam untuk Siang Ini (25/9) Selain itu,
economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent yang naik ke level tertinggi semenjak Maret 2022 juga dinilai dapat membebankan
transportation costs pada emiten emiten domestik dan internasional. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja marjin profitabilitas emiten emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten emiten menjadi lebih rendah , khususnya di sektor manufaktur, perhotelan& restoran, retail consumer goods dan pertambangan. Untuk diketahui, harga emas global sudah naik 1,6% dalam sebulan ini dan mendekati level resistance US$ 1.944 per ons troi . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto