Analis: Kasus bos BKSL bikin saham anjlok



JAKARTA. Presiden Direktur PT Sentul City Tbk (BKSL), Kwee Cahyadi Kumala ditangkap Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK) Selasa (30/9) lalu. Hal ini rupanya berimbas pada anjloknya saham BKSL. Rabu (1/10) harga saham BKSL turun 6,93% ke level Rp 94 per saham.

Hingga saat ini manajemen belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kasus ini. Wakil Presiden Direktur BKSL, Andrian Budi Utama mengaku akan memberikan informasi lebih lanjut dalam waktu dekat. Manajemen juga sempat mengatakan kasus ini tidak akan berpengaruh pada proyek - proyek yang telah dikerjakan perseroan. BKSL pun masih mempunyai aset cadangan lahan sebesar 13.000 hektare (ha).

Kepala Riset First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto mengatakan, kasus yang menimpa bos BKSL tersebut jelas berimbas pada pergerakan sahamnya. Hal ini mirip dengan kasus yang sebelumnya menimpa PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT). Saham emiten transportasi ini sempat anjlok ketika ada kasus yang menimpa petingginya. Apalagi, kasus yang menimpa Kwee merupakan kasus pidana yang prosesnya memakan waktu lama. 


Menurut David, investor pastinya khawatir kasus yang menjerat Kwee bisa berpengaruh pada kinerja perseroan. Hal ini mengingat jabatan Kwee sebagai Presiden Direktur yang mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan. "Investor juga khawatir akan ada aset BKLS yang disita terkait kasus ini," lanjutnya. 

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia mengatakan, adanya kasus ini membuat kepercayaan publik akan perseroan menjadi berkurang. Investor menunjukkan hal ini dalam pergerakan sahamnya. "Oleh karena itu, investor kini menunggu keputusan manajemen untuk mencari pengganti posisi Kwee Sebagai Presiden Direktur," ungkapnya. 

Jika landbank BKSL masih banyak, Satrio memperkirakan kinerja perusahaan masih bisa membaik. Satrio mengibaratkan, BKSL saat ini sudah jatuh tertimpa tangga. Pasalnya kasus ini menjerat BKSL di saat penjualan properti sedang melambat. 

Per Juni 2014, pendapatan BKSL turun 26,35% menjadi Rp 394,8 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 536,09 miliar. Sementara laba bersihnya terjun 98,6% menjadi Rp 12,22 miliar dari Rp 896,76 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Menurut David, harga saham BKSL akan tergantung pada kinerja perseroan di Kuartal III-2014. Jika tidak ada perbaikan kinerja harga saham BKSL bisa terjun lebih dalam lagi. "Kalaupun naik tidak akan berlangsung lama," imbuhnya.

Support terdekat BKSL saat ini berada di level Rp 83 per saham. Jika level support ini berhasil ditembus, maka harga saham BKSL bisa turun lebih dalam ke level Rp 58 per saham. Namun, jika support tidak ditembus, maka harga saham BKSL bisa naik hingga Rp 120 per saham. 

Satrio menyarankan investor untuk menunggu hingga kasus BKSL menjadi lebih jelas. "Kalau mencoba beli sekarang resikonya terlalu tinggi," paparnya. Sementara David menyarankan sell dengan target harga Rp 100 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia