KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sikap Bank Sentral Indonesia (BI) yang cenderung dovish atau berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya, dinilai mampu memberikan dampak positif bagi saham sektor perbankan jangka panjang. Hanya saja, untuk jangka pendek dampak pelonggaran moneter BI masih akan terganjal kondisi likuiditas ketat. Dalam rapat bulan Juni 2019, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di level 6%. Hal tersebut untuk menjaga otot rupiah dan membantu pemerintah menjaga defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) agar tidak melebar. Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai, tren kebijakan moneter yang cenderung dovish bisa memberikan sentimen positif bagi sektor perbankan. Apalagi, Suria menilai sejak 2017, kinerja sektor keuangan merupakan satu-satunya sektor yang tumbuh lebih baik dari return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Analis: Kebijakan BI yang longgar jadi sentimen positif saham perbankan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sikap Bank Sentral Indonesia (BI) yang cenderung dovish atau berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya, dinilai mampu memberikan dampak positif bagi saham sektor perbankan jangka panjang. Hanya saja, untuk jangka pendek dampak pelonggaran moneter BI masih akan terganjal kondisi likuiditas ketat. Dalam rapat bulan Juni 2019, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di level 6%. Hal tersebut untuk menjaga otot rupiah dan membantu pemerintah menjaga defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) agar tidak melebar. Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai, tren kebijakan moneter yang cenderung dovish bisa memberikan sentimen positif bagi sektor perbankan. Apalagi, Suria menilai sejak 2017, kinerja sektor keuangan merupakan satu-satunya sektor yang tumbuh lebih baik dari return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).