KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menggodok berbagai upaya untuk menahan potensi limpahan impor ke dalam negeri akibat perang dagang. Salah satu caranya lewat strategi hambatan non tarif atau non tariff barriers. Cara ini sekaligus menekan impor dan menyehatkan neraca dagang yang defisit US$ 1 miliar pada semester I-2018. Hal ini tentu berimbas pada impor bahan-bahan industri seperti baja maupun logam dan tentu mempengaruhi kinerja emiten-emiten logam seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) dan PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA). Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan kebijakan non tariff barriers yang dilakukan oleh pemerintah cukup baik, namun perlu memperhatikan kualitasnya baja yang diproduksi dalam negeri dengan digunakan saat ini.
Analis: Kebijakan non tariff barriers bisa sebabkan harga baja dimonopoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menggodok berbagai upaya untuk menahan potensi limpahan impor ke dalam negeri akibat perang dagang. Salah satu caranya lewat strategi hambatan non tarif atau non tariff barriers. Cara ini sekaligus menekan impor dan menyehatkan neraca dagang yang defisit US$ 1 miliar pada semester I-2018. Hal ini tentu berimbas pada impor bahan-bahan industri seperti baja maupun logam dan tentu mempengaruhi kinerja emiten-emiten logam seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) dan PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA). Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan kebijakan non tariff barriers yang dilakukan oleh pemerintah cukup baik, namun perlu memperhatikan kualitasnya baja yang diproduksi dalam negeri dengan digunakan saat ini.