Analis: Ketegangan Timur Tengah ikut angkat rupiah



JAKARTA. Membaiknya harga komoditas seperti emas dan minyak pasca konflik geopolitik di Timur Tengah ikut menopang penguatan rupiah. Tidak heran, pada perdagangan hari ini rupiah unjuk gigi dengan mengungguli USD.

Di pasar spot, Selasa (5/1) nilai tukar rupiah menguat 0,37% ke level Rp 13.892 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Walaupun di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah masih menyusut 0,27% di level Rp 13.931 per dollar AS.

Menurut Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures penguatan ini terjadi juga ditopang oleh konflik yang terjadi di Timur Tengah. Ketegangan yang terjadi menguntungkan harga komoditas global. Rupiah yang notabene terpengaruh pada pergerakan komoditas ikut terbantu dengan apa yang terjadi saat ini antara Iran dan Arab Saudi.


Seperti yang diketahui perseteruan antara Iran dan Arab Saudi kian memanas. Puncaknya Minggu (3/1), Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran melalui pernyataan resmi Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Arab Saudi.

Konflik meluas dengan keputusan dua negara sekutu Arab Saudi yakni Sudan dan Bahrain pada Senin (4/1) untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

Selain itu, “Perlu juga menyoroti pernyataan Agus Martowardjojo, Gubernur Bank Indonesia Senin (4/1) lalu itu cukup menolong rupiah,” kata Nizar.

Adapun Agus mengatakan pergerakan rupiah di 2016 akan lebih stabil karena sejak saat ini sudah mengantisipasi peluang terjadinya supper dollar. Pernyataan ini dinilai sebagai sentimen positif akan kesiapan Bank Indonesia mengawal rupiah.

"Ini juga konsolidasi rupiah setelah melemah tajam kemarin jadi ada andil teknikal," ujar Nizar.Maggie Quesada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto