Analis: Kinerja turun, MYRX masih layak koleksi



JAKARTA. Meskipun PT Hanson International Tbk (MYRX) mencatat penurunan pendapatan dan laba pada semester 1 2017, analis masih optimistis pada saham emiten properti ini. Proyek terbaru perusahaan di Maja memberi prospek cerah bagi kinerja perusahaan pada tahun ini.

Per Juni 2017, perusahaan hanya mencatat pendapatan Rp 271,98 miliar, merosot 68,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 856,78 miliar. Laba juga anjlok 99,31% year on year (yoy) menjadi Rp 2,19 miliar.

Analis NH Korindo Sekuritas Bima Setiaji mengatakan, masih ada harapan untuk MYRX. Proyek perumahan di Maja, Banten, yang sedang digarap perusahaan diharapkan mampu mendongkrak pendapatan dan laba perusahaan.


"Segmen proyek MYRX di Maja itu menengah ke bawah karena harga rumahnya sekitar Rp 150 juta-Rp 200 juta. Daerah tersebut nampaknya masih memiliki demand yang baik karena rumah subsidi di Banten sangat dicari," kata Bima kepada KONTAN, Rabu (2/8).

Selain itu, perusahaan juga memperkirakan masih ada peningkatan penjualan properti sebesar 30% di tahun ini. Oleh karena itu, Bima memandang saham MYRX masih memiliki prospek yang cerah.

Di sisi lain, keputusan perusahaan untuk menunda penerbitan obligasi untuk refinancing utang yang akan jatuh tempo tahun ini dinilai masih bisa ditutup oleh kas perusahaan.

"Kas perusahaan yang bertumbuh positif menjadi Rp 739,07 miliar masih bisa menutup jumlah utang jatuh tempo mereka sebesar Rp 575,99 miliar. Tanpa menerbitkan obligasi pun perusahaan masih mampu membayar utang tersebut," ujar Bima.

Bima merekomendasikan beli saham MYRX dengan target harga Rp 184 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini