KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pertumbuhan ekonomi yang dimumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) nampaknya telah sejalan dengan proyeksi pasar dan analis. Pasalnya analis kian optimis target indeks harga saham gabungan (IHSG) mereka akan tembus di atas level 6.000 pada akhir tahun ini. Asal tahu saja, BPS mencatat ekonomi Indonesia di kuartal III-2018 tumbuh 5,17% secara tahunan alias year on year (yoy). Bila dibanding kuartal II-2018 atau quarter to quarter (q-t-q), ekonomi tumbuh 3,09%. Angka itu lebih tinggi dari kuartal III-2017 yang sebesar 5,06%, tetapi lebih rendah dari kuartal II-2018 yang sebesar 5,27%. Sejalan dengan itu, Kepala Riset PT BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan bahkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2018 bisa mencapai 5,2% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 sebesar 5,17%. Kemudian, pihaknya memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat hingga ke level support 6.350 dan resistance 6.550 pada akhir tahun ini.
Hal tersebut sejalan dengan diharapkannya dana asing yang mulai masuk (capital inflow) ke pasar saham akhir tahun. Menurut Norico, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. Lebih lanjut, jalan IHSG yang diprediksi akan menembus level 6.500 dipengaruhi oleh sentimen positif para fund manager global ketika merespon pandangan positif MSCI terhadap prospek investasi di pasar saham Indonesia terutama untuk saham-saham unggulan (blue chip) yang menunjukan kinerja apik. “Namun perlu dicermati juga pergerakkan nilai tukar rupiah, bila rupiah cenderung melemah terhadap dollar Amerika Serikat maka dapat menahan potensi penguatan IHSG. Tapi sebaliknya jika mata uang rupiah cenderung menguat maka diharapkan dapat mendukung penguatan IHSG akhir tahun ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/11). Menurutnya, sektor yang akan mendukung penguatan indeks diantaranya konsumsi, perbankan, industri dasar dan telekomunikasi. Asumsi tersebut dengan catatan rupiah bisa berada di kisaran Rp 14.700 - Rp15.000 per dollar Amerika Serikat akhir tahun ini.