KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) menyetujui
spin off sebagian segmen usaha tambang nikel perseroan dan tambah modal ke anak usaha perseroan.
Equity Analyst Pilarmas Investindo Desy Israhyanti memperkirakan dampak
spin off secara konsolidasi berpotensi lebih masif pertumbuhannya dengan ruang fleksibilitas dan optimalisasi operasi bisnis nikel yang diberikan dengan aksi ini. "Permintaan untuk nikel sendiri cukup besar dan dengan
spin off, potensinya makin besar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/8).
Bahkan, Desy memperkirakan penjualan nikel hingga 40% CAGR hingga 2024 mendatang. Hanya, dia menilai dampak ke kinerja keuangan belum akan dirasakan saat ini.
Baca Juga: Aneka Tambang Spin Off Bisnis Nikel, Begini Rekomendasi Saham ANTM Untuk tahun ini, Desy memperkirakan pertumbuhan pendapatan ANTM akan tertahan dibandingkan tahun lalu yang tumbuh sekitar 40%. Ia memperkirakan pertumbuhan pendapatan ANTM tahun ini berkisar 10% hingga 20%. Menurutnya, ada beberapa sentimen yang mempengaruhi tahun ini yaitu normalisasi harga nikel dari sebelumnya mencapai US$ 40 ribu metric ton (MT) menjadi sekitar US$ 20 ribu MT. Lalu harga bahan baku bisa meningkat karena harga BBM. Kemudian, cadangan emas ANTM yang terbatas padahal komoditas tersebut menjadi kontributor utama pendapatan. Selain itu, GDP kuartalan AS yang tercatat terkontraksi 0,6% yang mana secara teknikal sudah masuk resesi bisa mengakibatkan permintaan komoditas cenderung menurun di sisa tahun ini. Selanjutnya ekonomi China juga melambat juga menjadi sentimen negatif karena permintaan dari China cukup besar untuk segmen nikel. Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menambahkan harga emas sendiri diperkirakan relatif cukup flat cenderung melemah di sepanjang tahun 2022, turun 5,5% sejak awal tahun dan 4,4% secaara tahunan. Hal itu disebabkan kenaikan yang sudah sangat tinggi di periode sebelumnya pada 2018-2020 sebesar 74,3%. Selain itu antisipasi pelaku pasar pada kenaikan suku bunga The Fed secara agresif karena tingkat inflasi di AS mencapai level tertinggi lebih dari 40 tahun terakhir.
Baca Juga: Ditekan Isu Kenaikan Harga BBM, Intip Rekomendasi Saham Emiten Konsumer Berikut Ini "Untuk proyeksi harga emas di 2022 kami perkirakan berada di level US$ 1.700/oz - US$ 1.800/oz dibandingkan rata-rata 2021 di US$ 1.799/oz," sebutnya. Walau begitu, dengan progres capaian kinerja kuartal I yang positif Felix memasang mode positif untuk kinerja ANTM tahun ini. Pihaknya merevisi naik pendapatan dan laba bersih ANTM di 2022, masing-masing sebesar 4,3% dan 20,2%. Sejalan dengan hal ini, kami masih mempertahankan
outlook positif untuk ANTM didukung oleh solidnya harga komoditas, mulai beroperasinya smelter feronikel Halmahera Timur, serta masih tingginya minat masyarakat untuk investasi pada logam mulia khususnya emas.
Dirinya merekomendasikan
buy dengan target harga Rp 3.300. Sementara Desy juga masih merekomendasikan
buy dengan pertimbangan prospek positif di masa depan dengan target harga Rp 2.430.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi