Analis: Lagi, ekonomi China menyeret IHSG



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali harus tersungkur. Di tengah kekhawatiran perlambatan perekonomian China.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan bahwa IHSG BEI dibayangi oleh perekonomian China yang melambat seiring dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi China sebesar 6,7 % pada tahun 2016, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan 6,9 % pada 2015.

"Negara berkembang di kawasan Asia secara keseluruhan cukup tergantung pada pertumbuhan ekonomi China," kata Nico Omer dikutip dari Antara, Senin (11/1).


Ia menambahkan bahwa sentimen harga minyak yang masih berada di area negatif juga menghambat laju IHSG BEI pada awal pekan ini. Ketegangan Arab Saudi dan Iran memberikan andil besar bagi harga minyak dunia.

"Akumulasi kecemasan pasar terhadap harga minyak dunia serta perekonomian China akan membayangi laju IHSG pada pekan ini," katanya.

Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengharapkan bahwa cadangan devisa Indonesia periode Desember 2015 yang mencatatkan kenaikan dapat menahan pelemahan indeks BEI lebih dalam.

"Naiknya cadangan devisa Indonesia itu menunjukkan kondisi perekonomian dalam negeri yang stabil, diharapkan diapresiasi pelaku pasar," kata William Surya.

Dalam data Bank Indonesia tercatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2015 ini tercatat sebesar 105,9 miliar dollar AS, meningkat signifikan dari posisi akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dollar AS.

Asal tahu, mengacu data RTI menunjukkan indeks terkoreksi signifikan 1,67% atau 76,098 poin ke level 4.470,19 di sesi pertama perdagangan.

Tercatat 201 saham bergerak turun, 43 saham bergerak naik, dan 63 saham stagnan. Di sesi pertama ini melibatkan transaksi 1,29 miliar lot saham dengan nilai mencapai Rp 2,11 trilliun.

Seluruh indeks sektoral pun memerah. Sektor konstruksi memimpin pelemahan dari 10 indeks sektoral sebesar 1,95%.

Lagi-lagi, aksi jual menenggelamkan IHSG. Di pasar reguler, net sell asing mencapai Rp 324,716 miliar dan secara keseluruhan mencapai Rp 310,615 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto