JAKARTA. Tren yield tinggi diperkirakan akan mempengaruhi lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (11/2) mendatang. Analis memprediksi lelang tersebut bakal diwarnai permintaan yield tinggi dari investor.Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan yield akan ditetapkan dikisaran 6,5% hingga 8,6%. Dalam lelang kali ini, pemerintah menawarkan empat seri sukuk. Yakni SPN-S12082014 (new issuance), PBS003 (reopening), PBS 005 (reopening), serta PBS006 (reopening).Untuk seri SPN-S12082014 bertenor enam bulan diperkirakan akan ditetapkan di kisaran 6,5% hingga 6,8%. Sedangkan untuk seri PBS003 bertenor 13 tahun akan diserap dikisaran 9,4% hingga 9,8%.Untuk seri PBS005 bertenor 29 tahun akan ditetapkan di level 9,6% hingga 10,2%. Serta seri PBS006 bertenor enam tahun akan diserap di kisaran 8,3% hingga 8,6%."Lelang masih akan diwarnai yield yang relatif tinggi mengingat yield di pasar SUN (surat utang negara) di pasar sekunder saat ini belum banyak mengalami penurunan," ujar Desmon, Jakarta, Jumat (7/2).Desmon memperkirakan lelang tersebut akan mengalami kelebihan permintaan 2,5 kali hingga 4 kali dari target indikatif yang ditetapkanĀ pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun. Diprediksi, investor akan banyak memasang penawaran di tenor pendek seri SPN-S dan seri PBS005.Analis NC Securities I Made Adi Saputra mengatakan lelang sukuk akan dibayangi oleh pelaksanaan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia Kamis (13/2) mendatang. Dalam rapat tersebut, bank sentral akan menetapkan arah kebijakan moneter termasuk suku bunga acuan atau BI rate.Investor akan mempertimbangkan kondisi beberapa negara emerging market lainnya yang menaikkan suku bunga acuan guna mengantisipasi pelemahan nilai tukar mata uangnya terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Apabila BI mengambil kebijakan menaikkan BI rare, maka yield akan kembali naik. "Namun berasarkan konsensus analis, BI rate kemungkinan masih akan dipertahankan di level 7,5%," ujar Made.Made memperkirakan total permintaan akan turun dibandingkan lelang sebelumnya dan hanya berkisar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Menurut dia, investor seperti perbankan syariah akan menyerbu seri SPN-S. Seri lain yang akan dibanjiri diperkirakan PBS006 karena imbal hasilnya yang cukup menarik dengan tenor yang tidak terlalu panjang. "Kemungkinan seri ini akan banyak diminai oleh asuransi syariah maupun perbankan syariah," ujar Made. (Wahyu Satriani Ari Wulan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Lelang sukuk akan diwarnai yield tinggi
JAKARTA. Tren yield tinggi diperkirakan akan mempengaruhi lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (11/2) mendatang. Analis memprediksi lelang tersebut bakal diwarnai permintaan yield tinggi dari investor.Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan yield akan ditetapkan dikisaran 6,5% hingga 8,6%. Dalam lelang kali ini, pemerintah menawarkan empat seri sukuk. Yakni SPN-S12082014 (new issuance), PBS003 (reopening), PBS 005 (reopening), serta PBS006 (reopening).Untuk seri SPN-S12082014 bertenor enam bulan diperkirakan akan ditetapkan di kisaran 6,5% hingga 6,8%. Sedangkan untuk seri PBS003 bertenor 13 tahun akan diserap dikisaran 9,4% hingga 9,8%.Untuk seri PBS005 bertenor 29 tahun akan ditetapkan di level 9,6% hingga 10,2%. Serta seri PBS006 bertenor enam tahun akan diserap di kisaran 8,3% hingga 8,6%."Lelang masih akan diwarnai yield yang relatif tinggi mengingat yield di pasar SUN (surat utang negara) di pasar sekunder saat ini belum banyak mengalami penurunan," ujar Desmon, Jakarta, Jumat (7/2).Desmon memperkirakan lelang tersebut akan mengalami kelebihan permintaan 2,5 kali hingga 4 kali dari target indikatif yang ditetapkanĀ pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun. Diprediksi, investor akan banyak memasang penawaran di tenor pendek seri SPN-S dan seri PBS005.Analis NC Securities I Made Adi Saputra mengatakan lelang sukuk akan dibayangi oleh pelaksanaan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia Kamis (13/2) mendatang. Dalam rapat tersebut, bank sentral akan menetapkan arah kebijakan moneter termasuk suku bunga acuan atau BI rate.Investor akan mempertimbangkan kondisi beberapa negara emerging market lainnya yang menaikkan suku bunga acuan guna mengantisipasi pelemahan nilai tukar mata uangnya terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Apabila BI mengambil kebijakan menaikkan BI rare, maka yield akan kembali naik. "Namun berasarkan konsensus analis, BI rate kemungkinan masih akan dipertahankan di level 7,5%," ujar Made.Made memperkirakan total permintaan akan turun dibandingkan lelang sebelumnya dan hanya berkisar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Menurut dia, investor seperti perbankan syariah akan menyerbu seri SPN-S. Seri lain yang akan dibanjiri diperkirakan PBS006 karena imbal hasilnya yang cukup menarik dengan tenor yang tidak terlalu panjang. "Kemungkinan seri ini akan banyak diminai oleh asuransi syariah maupun perbankan syariah," ujar Made. (Wahyu Satriani Ari Wulan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News