Analis: LTV jadi angin segar bagi kinerja BBTN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan melakukan kebijakan relaksasi loan to value (LTV) yang diperuntukan bagi kredit properti. Nantinya BI berencana melonggarkan peraturan kredit kepemilikan properti seperti mengurangi jumlah kewajiban uang muka bagi calon debitur.

Relaksasi ini tentunya menjadi kabar baik bagi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang memang memiliki banyak portofolio di sektor properti. Asal tahu saja, 90,52% atau setara Rp 191,13 triliun kredit yang disalurkan oleh BBTN adalah kredit perumahan.

Menimbang rencana tersebut, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, ini merupakan angin segar bagi BBTN karena tentu dari sisi pendapatan akan bertambah dari semakin banyaknya kredit perumahan yang diberikan.


Jika dilihat dari sisi kinerja perseroan hingga Semester I-2018, BBTN masih menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Tercatat saluran kredit BBTN meningkat 19,14% yoy menjadi Rp 211,35 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 177,40 triliun.

Kemudian, dari sisi kualitas kredit juga terus membaik. Rasio kredit bermasalah BBTN turun menjadi 2,78% per Juni 2018 dari tahun lalu sebesar 3,23%. Laba bersih perseroan tumbuh 12,01% menjadi Rp 1,42 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 1,27 triliun.

Kendati tumbuh baik, namun dari sisi margin bunga bersih atau net interest margin (NIM), BBTN masih mengalami penurunan menjadi 4,17% dari 4,42%. Ini dikarenakan biaya dana yang naik di era suku bunga yang juga naik.

“Mungkin banyak yang berpandangan daya beli masyarakat lemah, namun setiap kali ada kemudahan kredit, terutama perumahan, serendah apapun daya belinya masyarakat pasti berani mencoba,” ujar William kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7).

Di sisi lain, menurut William kebijakan ini bisa jadi penyeimbang bagi tren kenaikan suku bunga dikarenakan suku bunga acuan BI atau BI 7 day reverse repo rate yang telah naik 100 basis poin (bps) menjadi 5,25% sepanjang tahun ini.

“BBTN saya rekomendasikan buy selama harga saham di atas 2.200, dengan target harga 2.500-3.200 sampai dengan akhir tahun," ujar William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi