Analis: Masih sulit harga tembaga untuk naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA Harga tembaga sempat menyentuh level terendah dalam tahun ini. Sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) masih tetap membayangi harga tembaga karena tarif impornya.

Mengutip Bloomberg Kamis (12/7). harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup naik 1,35% ke level US$ 6.228 per metrik ton. Penguatan harga tembaga dikarenakan teknikalnya mengalami rebound.

Analis Asia Tradepoints Futures, Andri Hardianto mengatakan harga tembaga sempat melemah dikarenakan permintaan yang tidak bisa dipenuhi. "Permintaannya sebenarnya cukup banyak hanya saja kendalanya justru ada di diperusahaan-perusahaan yang menjual tembaga," katanya.


Menurut Andri, banyak perusahaan yang memilih untuk tidak melakukan transaksi jual beli tembaga sementara waktu dikarenakan perang dagang. Pasar juga masih akan melihat data-data ekonomi dari AS maupun China sebelum kembali melakukan jual-beli tembaga.

Harga tembaga yang sekarang dianggap sudah terlalu jatuh. Sehingga para pelaku pasar mengambil tindakan profit taking (mengambil untung) agar harga tembaga bisa naik meski tidak banyak. "Dalam jangka pendeknya, masih sulit untuk tembaga bisa naik"

Tembaga pada bulan Juni sempat mencapai level tertinggi di tahun 2018 yaitu US$ 7.322 per metrik ton (mt). Perbedaannya dengan harga sekarang dengan harga tertinggi di bulan Juni cukup signifikan sebesar 14,94%.

Secara teknikal harga tembaga berada di MA 50 100 200 memberikan sinyal untuk sell. MACD di level value negatif 117,3. Indikator Stochastic di level value 29,6 dan RSI 14 sell di level value 27,2 dengan sinyal untuk sell.

Andri memperkirakan harga tembaga di hari senin (16/7) akan berada dikisaran US$ 6.150 per mt- US$ 6.350 per mt. Harga pekan depan, dia memproyeksikan tembaga akan berada dikisaran US$ 6.050 per mt- US$ 6.400 per mt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .