Analis masih yakin IHSG tembus ke atas level 6.000 menjelang akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis kian optimistis pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terus berkutat di level 6.000 menjelang akhir tahun 2018. Beberapa faktor disinyalir akan terus mendorong laju pergerakan IHSG seperti dari aksi window dressing yang biasanya dilancarkan menjelang akhir tahun.

Achmad Yaki, Analis BCA Sekuritas mengatakan pihaknya optimistis di akhir tahun IHSG akan berapa di rentang level support 5.800 dan 5.825, sedangkan resistance di level 6.090 dan 6.150. Adapun menurutnya membaiknya laju IHSG didukung oleh nilai tukar rupiah yang stabil.

“Aksi window dressing juga berpotensi mengangkat IHSG, selain itu foreign inflow juga masih berpotensi akan berlanjut hingga akhir tahun ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/11).


Menurutnya, dana asing yang mulai masuk lagi ke Indonesia didukung oleh data ekonomi Indonesia yang sudah mulai membaik dan keyakinan investor kepada pemerintah.

Jika menengok data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia di kuartal III-2018 tumbuh 5,17% secara tahunan alias year on year (yoy).  Bila dibanding kuartal II-2018 atau quarter to quarter (q-t-q), ekonomi tumbuh 3,09%.

Angka itu lebih tinggi dari kuartal III-2017 yang sebesar 5,06%, tetapi lebih rendah dari kuartal II-2018 yang sebesar 5,27%.

Kendati demikian, pihaknya telah melakukan revisi proyeksi IHSG akhir tahun, sebelumnya IHSG diprediksi akan tembus di level 6.300 sampai 6.350 namun sejalan dengan pelemahan rupiah, perang dagang dan aliran outflow yang cukup deras membuat prediksi menjadi berubah.

Secara year to date net sell asing tercatat masih sebesar Rp 44 triliun, namun dalam sebulan terakhir sudah terjadi net buy asing hingga Rp 11,6 triliun. “Tahun 2019 IHSG bisa tembus ke level 6.300 sampai 6.500,” ujar Yaki.

Setali tiga uang, Muhammad Wafi, Analis Bahana Sekuritas mengatakan, pihaknya masih optimistis IHSG akhir tahun ada di level 6.400. Utamanya disebabkan dari arus capital inflow terhadap saham-saham berkapitalisasi besar dengan valuasi yang rendah.

“Stabilisasi rupiah dan data ekonomi yang membaik membuat jadi pendorong,” ujar Wafi kepada Kontan.co.id.

Namun, angka 6.400 merupakan hasil revisi setelah sebelumnya ditetapkan proyeksi IHSG akhir tahun di level 7.000. Revisi tersebut ditengarai oleh faktor perang dagang yang cukup masif. Pun, itu yang membuat laju IHSG sempat tersendat karena capital outflow yang deras.

Keoptimisan tersebut diperkuat dengan adanya window dressing yang jika melihat dalam beberapa tahun terakhir berhasil mengangkat laju IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto