Analis Memprediksi Kinerja Emiten LQ45 Bakal Melampaui Konsensus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para analis membuat prediksi kinerja tahun 2022 untuk emiten yang tergabung dalam indeks LQ45. Salah satu emiten yang sudah merilis laporan keuangan, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memperlihatkan kinerja yang melebihi perkiraan konsensus analis.

Para analis memperkirakan, BBNI dapat membukukan pendapatan Rp 60,07 triliun dengan laba bersih Rp 17,73 triliun sepanjang 2022. Realisasinya, pendapatan BBNI mencapai Rp 70,83 triliun dengan laba bersihnya Rp 18,31 triliun. Masing-masing lebih tinggi 17,91% dan 3,27% dari perkiraan konsensus.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, dengan tren pemulihan ekonomi yang berlanjut, perolehan laba bersih emiten LQ45 dapat melampaui prediksi konsensus. Secara rata-rata, ia memprediksi realisasinya dapat lebih tinggi sekitar 5%-10%.


Baca Juga: IHSG Mungkin Turun Lagi Kamis (26/1), Tapi Saham-saham Ini Menarik Dilirik

"Nampaknya tidak signifikan dibanding prediksi konsensus karena para analis juga sudah memperkirakan aspek pemulihan ekonomi yang membuat hasil earning lebih baik daripada tahun sebelumnya," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (25/1).

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga meyakini, para emiten LQ45 khususnya sektor perbankan dapat mencatatkan kinerja di atas prediksi konsensus. Pasalnya, kondisi sektor perbankan di Indonesia relatif solid setidaknya sampai dengan Agustus 2022.

"Dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap kinerja kuartal IV dan setahun penuh 2022 kemungkinan juga masih terbatas," ucap Valdy.

Cheril menilai, hasil earning emiten LQ45 yang melampaui konsensus dapat menjadi penopang penguatan IHSG menuju level psikologis 7.000. Sementara sampai dengan akhir tahun 2023, IHSG berpotensi ke level 7.600 dalam skenario agresif dan 7.400 dalam skenario moderat.

Akan tetapi, menurut Valdy, mayoritas saham LQ45 saat ini berada di kondisi jenuh beli. Oleh sebab itu, potensi rally IHSG juga relatif terbatas ke kisaran 6.880-6.930 dalam jangka pendek.

Cheril mengunggulkan sektor keuangan dan barang konsumen primer. "Tren pemulihan ekonomi yang berlanjut akan meningkatkan pertumbuhan kredit. Menjelang tahun politik, konsumsi biasanya juga akan meningkat," tutur Cheril.

Baca Juga: Saham Merdeka Copper Gold (MDKA) Prospek Menarik, Kenapa?

Cheril merekomendasikan buy BBRI dengan target harga Rp 4.950, BMRI Rp 10.375, AMRT Rp 3.080, dan CPIN Rp 6.200. 

Pada perdagangan Rabu (25/1), harga BBRI ditutup di Rp 4.560, BMRI Rp 9.700, AMRT Rp 2.660, dan CPIN Rp 5.875 per saham.

Sementara Valdy punya deretan saham LQ45 dengan potensial upside cukup besar, berkisar antara 6%-136%. 

Ia menetapkan target harga untuk SMGR di Rp 9.913, MNCN Rp 1.317, ICBP Rp 11.118, INDF Rp 8.053, CPIN Rp 6.561 JPFA Rp 2.002, BMRI Rp 10.998, BBCA Rp 8.831, BBNI Rp 10.545, dan BBRI Rp 5.271.

Ada juga HRUM Rp 3.033, PTBA Rp 4.346, ADRO Rp 4.130, INDY Rp 4.050, EMTK Rp 2.550, UNTR Rp 38.434, ASII Rp 7.613, TLKM Rp 5.148, TOWR Rp 1.449, TBIG Rp 3.063, dan EXCL Rp 3.680 per saham.

Pada perdagangan Rabu (25/1), harga SMGR ditutup di Rp 7.050, MNCN Rp 680, ICBP Rp 10.425, INDF Rp 6.800, CPIN Rp 5.875, JPFA Rp 1.315, BMRI Rp 9.700, BBCA Rp 8.200, BBNI Rp 9.075, dan BBRI Rp 4.560.

Kemudian HRUM ditutup di Rp 1.725, PTBA Rp 3.480, ADRO Rp 3.130, INDY Rp 2.540, EMTK Rp 1.080, UNTR Rp 26.050, ASII Rp 5.950, TLKM Rp 3.840, TOWR Rp 1.115, TBIG Rp 2.140, dan EXCL Rp 2.330 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi