Analis meneropong, tekanan jual IHSG masih lanjut



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi belum akan selesai menghadapi tekanan jual pada transaksi perdagangan Selasa (28/2). Beberapa analis melihat, IHSG masih akan melanjutkan pelemahan.Faktor yang melemahkan bursa dalam negeri kali ini tidak hanya berasal dari sentimen besaran kenaikan harga BBM. Namun sentimen was-was juga datang lagi dari Uni Eropa. Kondisi ini dilihat dari penutupan bursa Eropa yang negatif pada perdagangan kemarin (27/2)."Antisipasi akan pertemuan petinggi uni Eropa yang akan membahas penambahan dana talangan serta rencana ECB untuk mengadakan fasilitas pinjaman berbiaya rendah tahap kedua dapat memberikan sentimen terhadap indeks," kata Jansen Kustianto, Analis Sinarmas Sekuritas, Selasa (28/2).Sementara Purwoko Sartono,Research Analyst Panin Sekuritas membaca bahwa tekanan pada harga saham di perdagangan hari ini, akan mereda. Hal ini ditengarai dari secara historikal bahwa reaksi negatif pasar terhadap sentimen kenaikan harga BBN ini biasanya hanya sementara. "Memang kenaikan harga BBM selalu diikuti oleh inflasi yang tinggi dan juga reaksi negatif dari pasar finansial. Namun begitu inflasi kembali melandai, biasanya indeks akan kembali bergerak menguat," tuturnya.Analis MNC Securities, Edwin Sebayang, Selasa (28/2), memprediksi adanya "perang urat saraf" akan adanya inkonsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) atas BI Rate sebagai tanggapan tingkat inflasi kedepannya sebagai dampak kenaikan harga BBM subsidi.Namun di tengah tekanan pasar, lanjut Edwin, kabar baik juga telah melanda di pasar dalam negeri, dengan rilis laporan keuangan akhir tahun 2011 beberapa emiten seperti ASII dan UNTR yang lebih bagus dari prediksi awal.Edwin meneropong untuk pergerakan IHSG hari ini (28/2), berada di kisaran 3.835-3.921. Tidak berbeda jauh, Purwoko memprediksi IHSG akan mengalir di kisaran support-resistance 3.832-3.900."Anda bisa memperhatikan untuk day trading, antara lain ASII, GGRM, MYOR, UNVR," tutup Jansen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie