Analis: Meski berpotensi naik, IHSG rentan profit taking



JAKARTA. Pada perdagangan Kamis (29/9), indeks Dow Jones ditutup naik 143 point (1,30%) ke level 11.154. Kenaikan itu menyusul keluarnya data pengajuan klaim pengangguran AS yang tercatat lebih rendah dari estimasi analis.Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (29/9) ditutup naik 24 point (0,68%) ke level 3.537,18. Investor asing tercatat melakukan net sell pada pasar regular sebesar Rp 164 milliar, dengan saham-saham yang paling banyak dijual adalah BUMI, BBCA, INDF, BBRI dan INDY.Menurut Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi, secara teknikal, IHSG kemarin (29/9) ditutup dengan candlestick menguat dan berada di golden area fibonacci setelah menembus level resistance-nya di 3,521.Indikator stochastic masih bergerak naik sementara RSI dan MACD berpotensi melakukan golden cross di area oversold."IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan. Namun perlu diperhatikan pergerakan volume yang cenderung turun sehingga apabila terjadi penguatan akan terbatas," urainya.Dia menambahkan, pada perdagangan hari ini (30/9), IHSG akan bergerak dikisaran 3.435-3.620 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain BMRI, BUMI dan INDF.

Sementara itu, Managing Research Indosurya Securities Reza Priyambada memprediksi, IHSG akan berada pada support 3.435-3.486 dan resistance 3.568-3.600 pada perdagangan hari ini.

Reza menjelaskan, secara teknikal, IHSG membentuk hammer. Posisi candle masih berdekatan dengan lower bollinger bands. MACD masih mencoba reversal dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mencoba reversal dari area oversold meski agak sedikit tertahan.


"IHSG telah mengalami penguatan selama tiga hari berturut. Bursa saham AS dan Eropa pun masih berada di zona positif. Tetapi, kondisi ini kadang dimanfaatkan bagi spekulan untuk profit taking," papar Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie