Analis: Minyak biang kerok rupiah melemah pagi ini



JAKARTA. Otot rupiah kembali mengendur di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Rabu (24/2) di pasar spot rupiah Rp 13.444 per dollar AS atau melemah 0,12% dari sebelumnya Rp 13.428 per dollar AS pukul 10.05 WIB.

"Harga minyak mentah dunia kembali mengalami tekanan setelah Iran menolak rencana gabungan dengan Arab Saudi serta Rusia untuk menahan level produksi minyaknya," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta dikutip dari Antara.

Kondisi itu, lanjut dia, menjadi salah satu faktor yang mendorong dollar AS untuk bergerak menguat walaupun data kepercayaan konsumer di Amerika Serikat mengalami penurunan. Indeks kepercayaan konsumen AS berada di level 92,2 pada Februari, turun dari 97,8 pada Januari.


Ia menambahkan bahwa penguatan dollar AS juga dipicu oleh pelemahan mata uang euro dan yen Jepang, imbal hasil obligasi di negara itu terus mengalami penurunan seiring dengan prospek inflasi serta pertumbuhan yang memburuk.

Dari dalam negeri, Rangga Cipta mengatakan, laju rupiah dibatasi oleh sentimen pembatasan suku bunga oleh pemerintah. Pemerintah mengharapkan suku bunga yang rendah untuk mendorong pertumbuhan.

"Walaupun bermaksud memacu pertumbuhan, sentimen itu dibaca sebagai sumber ketidakpastian baru sekaligus tambahan sentimen negatif oleh investor. Situasi itu berpeluang memberi tekanan mata uang domestik dalam jangka menengah. Secara historis lemahnya rupiah dapat menghalangi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan (BI rate)," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, mata uang yang masuk dalam kategori safe haven seperti dollar AS menjadi incaran utama investor setelah keputusan bank sentral Tiongkok untuk menetapkan rentang perdagangan mata uang yuan yang lebih rendah terhadap dollar AS.

"Keputusan itu membuat pasar keuangan di kawasan Asia cenderung bergerak dalam area pelemahan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto