KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) membekukan pendapatan pada kuartal IV mencapai US$ 267 juta atau naik 37,7% secara tahunan. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan dalam risetnya, kinerja Vale Indonesia (INCO IJ) sejalan dengan konsensus, tetapi di bawah perkiraan dengan membukukan pendapatan pada kuartal IV 2021 sebesar US$ 267 juta atau turun 1,7 secara
quarter on quarter (QoQ) dan naik 37,7% secara
year-on-year (YoY). "Menjadikan angka kumulatif US$ 953 juta atau naik 24,6% YoY tahun 2021 yang sejalan dengan perkiraan kami dan konsensus di masing-masing 102,7% dan 102,2%," ucap Juan dalam risetnya.
Juan mengatakan pertumbuhan pendapatan di tahun 2021 terutama didorong oleh kenaikan tarif rata-rata atau
average selling price (ASP) sebesar US$ 18.186/ton atau naik 13,6% dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Tegaskan Serius Percepat Proses Pembangunan Smelter Bahodopi Di sisi lain, volume penjualan nikel mate tercatat lebih rendah sebesar 66.615 ton atau turun sebesar 8,6% secara tahunan pada 2021. Juan menyampaikan INCO membukukan laba bersih sebesar US$ 43 juta atau turun sebesar 33,2% secara kuartal dan naik sebanyak 593,6% secara tahunan, membawa laba bersih tahun 2021 menjadi US$ 166 juta atau naik 100,2% secara tahunan. "Angka tersebut di bawah perkiraan pada run-rate 88,2%, tetapi sejalan dengan konsensus pada run-rate 98,7%," ucap Juan. Menurut Juan angka yang lebih rendah dari perkiraan disebabkan oleh biaya yang lebih tinggi dari harga energi yang menyebabkan penurunan margin di kuartal IV 2021 dibandingkan kuartal III 2021, seperti batu bara dan HSFO yang masing-masing meningkat 39,8% secara kuartal dan 8,0% secara kuartal. Sementara dari sisi operasional, produksi turun menjadi 17.015 ton atau turun 6,1% secara kuartal dan naik 3,5% secara tahunan di kuartal IV 2021. Juan menyampaikan penurunan terjadi didorong oleh proyek pembangunan kembali tungku 4 yang terjadi pada bulan Desember 2021. "Penurunan angka pada kuartal IV 2021 yang lebih rendah membawa produksi operasional tahun 2021 menjadi 65.388 ton atau turun 9,5% secara tahunan," tutur Juan.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Jika Produksi Mulai Membaik Sedangkan penurunan juga terjadi pada volume penjualan sebesar 6,6% secara kuartal menjadi 17.353 ton pada kuartal IV 2021, yang berarti volume penjualan kumulatif sebesar 66.615 ton atau turun 8,6% secara tahunan pada tahun 2021. Juan memproyeksikan, penurunan angka produksi pada 2022 menjadi 65 ribu ton yang sebelumnya 70 ribu ton, karena proyek pembangunan kembali tungku 4 akan mengganggu produksi pada semester 1 2022. "Oleh karena itu, kami menurunkan perkiraan laba bersih di 2022 INCO sebesar 14,5% menjadi US$ 194 juta atau naik 16,7% secara tahunan," ungkap Juan.
Juan merekomendasi
Buy pada INCO dengan target harga Rp7.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto