Analis MNC Sekuritas: Buy saham Indofood CBP (ICBP)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya tren gaya hidup sehat di kalangan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, rupanya belum mampu melunturkan prospek kinerja PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP, anggota indeks Kompas100 ini) di tahun ini. Bahkan, emiten tersebut bisa mengambil keuntungan dari tren gaya hidup sehat lewat produk diary-nya.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Bloomberg hingga Rabu (10/7) harga saham ICBP masih terkoreksi 1,28% dan ditutup pada harga Rp 10.125 per saham. Meskipun harga saham masih tertekan, namun beberapa analis optimistis prospek saham anggota indeks Kompas100 ini masih akan kinclong di akhir tahun.

Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan, tren gaya hidup sehat masyarakat saat ini belum cukup kuat untuk menggerus margin ICBP di 2019. Meskipun perlu diakui, sumber pendapatan utama ICBP masih datang dari penjualan mie instantnya.


"Justru yang menjadi tantangan ke depan yakni semakin ketatnya persaingan, mengingat banyak juga mie instant luar yang masuk ke Indonesia," kata Venny kepada Kontan.co.id, Kamis (11/7).

Ditambah lagi, prospek saham konsumsi sangat bergantung pada kemampuan daya beli masyarakat. Menurutnya, secara sektoral prospek sektor konsumsi Tanah Air masih cukup baik untuk menopang pertumbuhan ekonomi di 2019.

Apalagi, berbagai kebijakan dana bantuan yang diberikan pemerintah sejak 2018, dirasa mampu menjaga daya beli masyarakat terus bertumbuh di tahun ini.

Dengan masih bertumbuhnya daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah, maka bisa dipastikan konsumsi terhadap produk-produk ICBP masih akan terus tumbuh, khususnya Indomie instant.

Tak tinggal diam menunggu daya beli masyarakat bertumbuh, ICBP juga terus meluncurkan berbagai inisiatif dan inovasi. Salah satunya demi menggaet kaum milenial, produk mie instant baru diluncurkan seperti Indomie Hype Abis dengan berbagai varian rasa seperti Ayam Geprek dan Chitato.

Emiten juga bekerjasama dengan kedai mie kekinian Upnormal untuk terus menjangkau pangsa pasar milenial.

"Kalau dilihat kinerja ICBP di kuartal I-2019 masih bagus, meskipun bukan exploading sell, tapi secara keseluruhan kinerjanya masih bagus," ungkap Venny.

Berdasarkan laporan keuangan resminya, ICBP membukukan kenaikan penjualan sebanyak Rp 1,37 triliun atau 13,86% menjadi Rp 11,25 triliun. Selain itu, beban keuangan juga turun hingga 50,68% menjadi Rp 44,78 miliar.

Dengan begitu, laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk naik 15,74% menjadi Rp 1,47 triliun.

Venny mengatakan, untuk kuartal II-2019 harapannya kinerja ICBP masih akan mencatatkan angka positif. Mengingat, di Juni terdapat momentum hari raya Idul Fitri (Lebaran) yang diyakini mampu mendorong penjualan emiten.

Sayangnya, untuk prospek semester II-2019, Venny menilai tantangan untuk sektor konsumsi bakal lebih banyak, selain persaingan produk yang semakin ketat.

Di samping itu, kondisi makro ekonomi perlu menjadi sorotan, dengan kemungkinan inflasi yang lebih tinggi maka angka pertumbuhan ekonomi diyakini bakal kontraksi.

MNC Sekuritas memperkirakan inflasi 2019 bakal berada di level 4,3%, dengan kisaran angka pertumbuhan ekonomi 5,1%-5,2% di akhir tahun.

"Meskipun secara sektoral masih ada peluang tertekan, namun prospek ICBP masih positif. Untuk itu masih bisa buy dengan target harga Rp 11.600 per saham," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto